Jumat, Februari 21, 2025

Album Baru .Feast: Membangun & Menghancurkan Menghadirkan Transformasi dan Kolaborasi Baru

Kecil Besar

Setelah melalui perjalanan yang penuh lika-liku dan berbagai tantangan tak terduga, band rock asal Jakarta, .Feast, akhirnya merilis album terbaru mereka yang telah lama dinantikan, Membangun & Menghancurkan. Album ini dirilis pada 30 Agustus 2024 melalui Sun Eater dan tersedia di berbagai platform musik digital. Album ini menampilkan single “Konsekuens,” “Politrik,” dan “Nina,” yang telah diperkenalkan sebelumnya. Dalam album ini, anggota .Feast, yakni Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha (gitar), Dicky Renanda (gitar), dan Fadli “Awan” Fikriawan (bass), melakukan transformasi besar dengan berkolaborasi bersama sejumlah produser musik Indonesia terkemuka, seperti Laleilmanino, Lafa Pratomo, dan Iga Massardi.

Baskara Putra mengungkapkan bahwa pernyataan “.Feast yang lama sudah mati” tidak hanya merupakan sebuah pernyataan provokatif, tetapi juga gambaran akurat tentang bagaimana album Membangun & Menghancurkan diciptakan. Album ini menjadi karya paling eklektik mereka sejauh ini, dengan melibatkan 12 produser dari berbagai sudut kancah musik Indonesia. Fadli “Awan” Fikriawan menjelaskan bahwa keterlibatan banyak produser membantu mereka menemukan perspektif baru setelah lebih dari satu dekade berkarier. Album ini berisi 15 lagu yang mencakup materi paling pribadi dan introspektif mereka, menjauh dari isu-isu sosiopolitis yang biasa mereka angkat.

Album ini menggambarkan perjalanan pribadi anggota band yang kini memasuki usia 30-an, dengan lirik yang mencakup tema-tema seperti menjadi orang tua, kematian, hedonisme, hasrat, dan kebencian terhadap diri sendiri. Adnan Satyanugraha menambahkan bahwa album ini mencerminkan pandangan mikro terhadap lingkungan sekitar mereka. Ia merasa terdorong untuk membuat lagu “Nina,” yang diproduseri Vega Antares, sebagai penghargaan untuk putrinya. Sementara Dicky Renanda terinspirasi oleh petualangan masa mudanya untuk menulis lagu “Arteri,” yang digarap oleh Laleilmanino.

Membangun & Menghancurkan bukanlah album yang awalnya direncanakan setelah kesuksesan album mini Beberapa Orang Memaafkan. Pada tahun 2019, band ini mengumumkan album tersebut namun pandemi yang terjadi pada tahun 2020 mengubah rencana mereka. Selama pandemi, mereka merilis album mini Uang Muka dan album Abdi Lara Insani yang berisi materi lama. Penundaan ini juga berfungsi untuk menunda penyelesaian album Membangun & Menghancurkan, dengan ungkapan “Kawal Membangun dan Menghancurkan” yang menjadi pengingat untuk menyelesaikannya.

Setelah tur pada awal 2023, yang seharusnya menjadi perayaan satu dekade mereka, .Feast mengalami kejenuhan. Mereka memutuskan untuk memulai ulang album ini dari awal. Mereka mempertahankan judul dan dua lagu pembuka serta penutup, “Membangun” dan “Menghancurkan,” yang diproduseri oleh Enrico Octaviano dan Giovanni Rahmadeva. Untuk sisa album, mereka menciptakan materi baru dengan pendekatan yang segar. Baskara menjelaskan bahwa mereka menganggap album ini sebagai awal baru untuk band mereka dengan ilmu yang mereka miliki sekarang.

Selama paruh pertama tahun 2024, .Feast bekerja sama dengan produser yang dianggap cocok untuk setiap lagu tanpa mempertimbangkan apakah hasilnya terdengar seperti .Feast yang lama. Hasilnya adalah album yang sangat berbeda dengan karya mereka sebelumnya. Dari hard rock di lagu “Konsekuens” dan “Politrik” hingga sentuhan lembut di “Ouroboros” dan “Langitruntuh,” Membangun & Menghancurkan mendobrak batasan musik mereka. Adnan menjelaskan bahwa mereka menjadi lebih terbuka terhadap selera dan masukan satu sama lain, membuat lagu-lagu mereka terasa lebih segar dengan karakter .Feast yang lebih kuat dan jujur.

.Feast
.Feast

Lirik di album ini menggambarkan amarah dan kekecewaan yang lebih banyak diarahkan pada diri mereka sendiri, mencerminkan pengalaman dan perjalanan mereka. Lirik tersebut ditulis sebagian besar oleh Baskara dan termasuk tema seperti kekhawatiran opini publik di “Metakritik” dan rasa takut kehilangan orang yang dikasihi di “O, Tuan.” Album ini juga memperkenalkan Dias Widjajanto, drummer baru mereka, yang menunjukkan kemampuan bermainnya dalam berbagai gaya.

Must Read

Related Articles