Bahkan ia berpeluang menulis lagu baru yang bernuansa daerah tertentu. Satu lagu sangat cantik ditulis Dwiki bersama Ivan Nestorman bertajuk “Lamarela’s Dream”. “Lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadi berinteraksi dengan masyarakat, alam dan kehidupan di Lamarera, Pulau Lembata Nusa Tenggara Timur,” ucap Dwiki.
30 Tahun Penuh Warna
Dalam rangka memperingati 30 tahun berkecimpung di dunia musik, Dwiki merilis sebuah album bertajuk “Collaborating Harmony”. Album ini berisi 12 karya Dwiki sejak tahun 1980an. Sembilan di antaranya merupakan lagu lawas, dan tiga lagu baru yang dibuat pada periode 2010–2013, antara lain “Lamalera’s Dream”, “Kerinduanku”, dan “We Are Many We Are One”.
Lagu-lagu lama yang dulu dibawakan penyanyi yang populer di zamannya, kini dibawakan ulang dengan interpreasi dan aransemen baru, seperti Shena Malsiana yang membawakan “Imaji”, tadinya dibawakan Trie Utami, “Deru Debu” oleh Margareth (Nike Ardilla), Melangkah di Atas Awan” oleh Alex Rudiart (Ronny Sianturi), “Sekitar Kita” dulu dilantunkan Tri Utami kini dibawakan The Overtues.
Dwiki punya alasan, lagu-lagu lamanya diaransemen ulang oleh penata musik jaman kini, antara lain Badai (Keris Patih), Baron, DJ Sumantri, Tanto (The Groove), Takaeda, Tito P Soenardhi, dan Erwin (Bragi).”Saya ingin lagu saya digarap oleh arranger baru. Kalau sentuhannya dari saya lagi, takut nggak ngikuti perkembangan musik sekarang,” tambahnya.
Dan nyata, album ini tetap menarik, berwarna juga layak dengar. Meski, “Imaji” dan “Sekitar Kita” yang dulu dinyanyikan Tri Utami dengan “gegap gempita”, kini terdengar jauh lebih lembut. Satu lagi, “Dengan Menyebut Nama Allah”, yang hits luar biasa disuara Novia Kolapaking, dan melejitkan nama Dwiki dan Ags A. Dipayana, kini jadi terdengar terlalu lurus, hilang getar lagu rohaninya dibanding yang pertama. XPOSEINDOENSIA/NS Foto Dudut Suhendra Putra