Jumat, Februari 21, 2025

Festival Lagu Anak Nusantara 2012 Masuk Rekaman

Kecil Besar

Menyatukan Lomba Cipta Lagu dan Lomba Penyanyi

Gagasan awal digelarnya Festival Lagu Anak Nusantara ini datang dari Wakil Menteri Kebudayaan Prof Wiendu (waktu itu), yang menyatukan visi dengan Pengamat Musik Bens Leo tentang kemungkinan  lahirnya lagu anak anak  dan sekaligus pencarian bibit penyanyi anak baru.

Lagu Anak Anak hasil dari Lomba Cipta Lagu Anak 2012 harus dinyanyikan oleh Pemenang Lomba Penyanyi Anak 2012, sehingga kegelisahan pada kenyataan anak-anak lebih pandai menyanyikan lagu orang dewasa dbanding lagu anak-anak ini akan sirna.  

Wamen Kebudayaan Wiendu lalu memberi judul kegiatan ini Festival Lagu Anak Nusantara 2012,  akhirnya dalam sepekan kegiatan di Jakarta, diisi dengan Lomba Cipta Lagu Anak, Lomba Penyanyi Anak, Diskusi tentang Lagu Anak, Workshop dan Pameran Dolanan Anak se NusantaraBazaar tentang ragam keperluan anak, dan berakhir dengan Pergelaran Festival Lagu Anak Nusantara (FLAN) 2012 di Tennis Indoor Senayan, November 2012.

Lebih 300 lagu dan hampir 100 penyanyi anak ikut serta dalam ajang Lomba Cipta Lagu Anak dan Lomba Penyanyi Anak dengan total hadiah terbesar ini, yakni Rp. 250.000.000,-. Panitia menunjuk 2 Team Juri, untuk Babak Penyisihan dan Babak Grand Final, antaralain Gideon Momongan, Elsa Sigar, Erwin Prasetya, Bens Leo, Trie Utami, Rahayu Kertawiguna dan beberapa praktisi dan pemilik Lembaga Pendidikan Musik seperti Dwiki Dharmawan, Dian HP, dan Purwa Tjaraka.

November 2014, Yen Sinaringati, Presiden Direntur PT. Musik Hana Midori dengan label Midori Record mengontak Panitia FLAN 2012, berniat merekam hasil lomba dalam FLAN 2012, dengan didahului dengan melakukan audiensi pada Kemedikbud.  Setelah melakukan persiapan matang, rekaman album Kompilasi FLAN 2012 dimulai pada awal Februari 2015 dengan basis kerja di Spoon Studio, Jakarta..

Referensi : ‘Sound of Music’

Pada babak Grand Final, aransemen lagu untuk ‘kompetisi live-nya’ diserahkan pada Donny Hardono dan bandnya Audiensi, menjadi dasar lahirnya aransemen Lagu Anak yang harus dinyanyikan Juara Lomba Penyanyi Anak. Buat Music Director, mendapatkan bahan rekam dengan beragam tema lirik dan genre musik seperti proyek FLAN adalah  tantangan.

“Tapi sejak awal kami sepakat, meskipun genre musik maupun tema lirik beragam, antara lagu satu dengan lagu lainnya harus tetap ada benang merah. Referensi kami adalah, lagu-lagu anak dengan kualifikasi yang tinggi, katakanlah lagu dengan basic musik klasik, referensinya dari Sound of Music, “ kata Roedyanto. Music Director rekaman FLAN.

Untuk mencapai target Music Director itu, tantangan bagi Penata Musik, Penata Vokal,  Penata Rekam ( sound engineer ), bahkan target terbaik juga bagi pembuat video klip atau  teaser – klip berupa gambar audio visual lagu dan penyanyanya.

“Ibu Eksekutif Produser ini perfectionist, kami harus mengerjakan yang terbaik, detil dan indah, “ ujar Wawan Kawai, Clip Maker dan pembuat teaser rekaman kompilasi album  FLAN yang dikerjakan di Gaharu Studio, Senin 6 April  ini.

“Setelah  melihat, mengikuti proses rekaman, dan mendapati materi lagu dan penyanyinya yang baik,  sampai akhir proses produksi rekaman  lagu “Anak Indonesia” karya Chiquita Meidy yang dinyanyikan ramai ramai 9 penyanyi pemenang, saya makin optimis, sebenarnya album kompilasi FLAN ini bisa berlanjut menjadi produksi operete, “ kata Yen Sinaringati, Eksekutif Produser.

Contoh lain, aransemen lagu ‘Anak Indonesia’ diserahkan pada Penata Musik muda, Raynhard Lewis, yang membuat aransemen brass ( musik tiup ) dengan program sampling. Raynhard masih membuat aransemen lagu ‘Terimakasih’ ciptaan Hugo Agoesto,dengan penyanyi Adinda Sharfina.

Roedyanto dan Yen Sinaringati,  menyebut ‘Tomat’ ciptaan Mira Julia dengan aransemen Dian HP sebagai lagu ‘anak-anak banget’ tapi tetap dengan kualitas yang tinggi,

“Dari struktur melodi kelihatan tiga jurus, tapi Dian HP bikin orkestrasinya tampak indah, lebar dan sesuai pemikiran kami, untuk musik anak  yang berkualitas. Karakter anak anak Mika Keiko dapat banget, “ kata Roedyanto.

Must Read

Related Articles