Jika sekali waktu Anda berkunjung ke Ancol Beach City Mall dan mendengar jinglenya dilagukan, Anda perlu tahu, Andi Auriec lah penyanyi dan penciptanya. Auriec begitu biasa ia disapa, juga baru merilis mini labum bertajuk “Sampai Mati”.
Selesainya proses rekaman album “Sampai Mati”, merupakan berkah besar buat Auriec, yang berasal dari Palu, Sulawesi tengah ini. Karena album “ini bisa diproduksi setelah jingle “Ancol Beach City Mall” tadi disukai pemiliknya”, Fredie Tan.
“Bukan hanya suka, Pak Fredie Tan juga kagum pada bakat Auriec bahkan mau membuatkan album rekaman, di bawah label baru Ancol Beach City (ABC) Record,” tutur Sofie Abidin yang berjasa menemukan Andi Auriec pertama kali dan ikut serta mengawal rekaman ini.
Album ini digarap dengan melibatkan Camelia Malik, sebagaisupervisi rekaman. “Suaranya berkarakter. Ia bagus dalam melakukan falsetto dan tidak terkesan maksa,” puji Camelia Malik. Di luar itu, Camelia juga mengakui kemampuan bermusik Auriec terutama dalam membuat sekaligus mengaransir lagu. “Sekarang, kita tinggal berharap, keberuntungan datang untuk Auriec,” katanya dalam Press Conference album ini.
Pengamat musik Bens Leo menyebut kemampuan bermusik Auriec mirip talenta yang dimiliki Fariz RM. “Ia juga bisa menjadi arranger, pencipta lagu sekaligus sound engineer , bahkan melakukan mixing-mastering sendiri. Ini pekerjaan berani juga tidak mudah dilakukan pendatang baru,” ujarnya. Perlu diketahui, Auriec bisa memainkan semua alat musik – bas, gitar akustik, gitar elektrik, piano / keyboards, cabassa – maupun softwarebuat string dan drum MIDI.
Auriec memang musisi pendatang baru. Tapi pengalamannya bermusiknya boleh dibilang cukup matang. Auriec yang lahir di Palu 8 September 1984 itu pada kelas 4 dan 5 SD, sudah menjadi juara pertama Lomba Penyanyi Anak di Palu. SMA kelas satu, ia mulai menulis lagu untuk keperluan sekolah. Antara tahun 1998-2001, ia membentuk grup underground. Tahun 2004, ia pindah ke Surabaya dan mengikuti kursus gitar, tahun 2006 hijrah ke Jakarta bersama grup Kasat dan membuat rekaman di Virgo Ramayana ( 2007 ). Pada 2010, ia membangun band Newstar dan sempat merilis single ‘Sampai Mati’ melalui youtube.
Dan Auriec sendiri sudah memiliki stock lagu lebih dari 50 buah yang layak untuk direkam. Namun yang masuk dalam mini album ini hanya enam lagu. Dengan single ‘Sampai Mati’ digarap dalam dua versi : versi nge-band dengan mengedepankan intro gitar akustik dijadikan sebagai first single, sedang dalam versi piano terdengar lebih lembut, menjadi bonus track bersama jingle Ancol Beach City.
Album “Sampai Mati” memuat lagu pop rock yang terdengar mudah disukai telinga pendengar musik Indonesia. Hampir semua lagu di sini layak disukai. Dengarlah contohnya pada lagu ‘Sepertinya’ yang termuat pada track pertama. Lagu pop rock ini dibalut dalam alunan gitar berdistorsi. Karakter vokal Auriec kuat, ada suara asli dan ‘permainan’ teknik falsetto Betul kata Camelia Malik, Auriec memang kuat di teknik ini.
Pada akhirnya, materi yang bagus, harus disupport dengan promosi yang juga bagus. Kita tunggu Auriec bukan hanya di pentas lyp-sinc yang banyak bertabur di televisi. Namun juga dalam pentas live. Bahkan jika mungkin dikemas dengan iringan musik orchestra, seperti harapan Fredie Tan, yang menampung bakat Auriec dalam rekaman ini. (Muhamad Ihsan)