Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) mengatakan kehadiran Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Solo Raya di Sragen, Jawa Tengah, diproyeksikan akan menjadi pusat kepariwisataan terintegrasi terbesar di Jawa Tengah khususnya dalam penciptaan sumber daya manusia (SDM) unggul pariwisata.
Menparekraf Sandiaga setelah melakukan topping off Gedung Kuliah Politeknik Pariwisata Solo Raya di Desa Kwangen, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mengatakan pusat kepariwisataan terintegrasi terbesar di Jawa Tengah akan hadir di Gemolong, Kabupaten Sragen.
“Ini nanti akan menjadi tempat pencetak SDM unggul yang membawa pada Indonesia maju khususnya di sektor pariwisata yang sekarang sudah mulai naik peringkatnya,” kata Menparekraf Sandiaga.
Berdasarkan data yang dirilis World Economic Forum (WEF), peringkat pembangunan pariwisata Indonesia saat ini berada di urutan 32 dunia atau naik 12 peringkat. Salah satu faktor yang memperkuat peringkat tersebut adalah keberadaan SDM pariwisata yang unggul, berdaya saing, dan memiliki kompetensi kelas internasional.
Menparekraf Sandiaga optimistis kehadiran Politeknik Pariwisata Solo Raya, yang akan melengkapi politeknik pariwisata lainnya yang berada di bawah naungan Kemenparekraf/Baparekraf akan sangat bermanfaat untuk mencetak SDM unggul yang berdaya saing.
“Oleh karena itu di atas lahan 20 hektare ini akan kita bangun secara totalitas dengan anggaran Rp1,3 triliun dalam beberapa tahun ke depan. Ini kita pastikan tepat sasaran, tempat manfaat, dan tepat waktu karena lulusan dari poltekpar 70 persen terserap oleh industri dan 30 persen mampu menciptakan peluang usaha menciptakan lapangan kerja dengan menjadi entrepreneur,” kata Sandiaga.
Lebih lanjut Menparekraf Sandiaga menjelaskan nantinya pengelolaan Poltekpar Solo Raya akan dilakukan dengan pendekatan berkelanjutan (green campus).
“Nanti pusat keunggulannya mengenai wisata sejarah, karena wilayah Solo Raya memiliki banyak destinasi wisata sejarah,” ujar Sandiaga.