Tujuan utama GDEP adalah memperlengkapi 62 juta petani Indonesia dengan teknologi modern, seperti AI, IoT, dan Transformasi Digital, yang akan menggandakan hasil panen dan pendapatan mereka, serta membawa kemakmuran yang luar biasa.
“Kami, dengan dukungan semua pihak, ingin menciptakan terobosan dalam mengatasi krisis pangan di dalam negeri. Teknologi adalah senjata ampuh dalam upaya mencapai kemandirian pangan. Dengan teknologi Smart Controlled Environment, pertanian tidak lagi tergantung pada cuaca. Dengan bantuan AI, IoT, teknologi presisi, hasil panen bisa melipatgandakan hingga 120 kali lipat dibandingkan dengan metode tradisonal,” ungkap Moeldoko
Tokoh gerakan Tani Indonesia yang sekaligus Kepala Staf Presiden ini kemudian menerangkan memang ada ketakutan tidak adanya anak muda Indonesia menjadi petani. Ini merupakan ketakutan dunia secara umum.
”Gerakan Maju Tani Nusantara memberikan alternatif baru dengan bertani tanpa kepanasan, pemanfaatan teknologi sekaligus bagaimana mengajak anak-anak muda itu untuk mau dan mengerti cara-cara bertani dengan menjaga lingkungan tidak merusak unsur hara tanah dan efisiensi air,” tambahnya.
H.M Moeldoko, menjelaskan Gerakan Maju Tani Nusantara secara nyata mengajak anak muda Indonesia untuk bertani dengan tidak hanya bertumpu pada sempit dan luasnya lahan pertanian yang ada.
”Anak muda mampu menginisiasi sebuah inisiatif baru dalam mengelola pertanian ini, maka saya hidupkan mesinnya untuk menjadi sebuah gerakan yang menggabungkan dan mengkolaborasikan dengan teknologi,” jelas Moeldoko
Acara diskusi secara live di TVRI ini menghadirkan pula sejumlah narasumber lain, yakni Ketua Gerakan Maju Tani Indonesia HM Moeldoko, Sofia Koswara (Founder Maju Tani , Babeh Idin (tokoh petani tradisional), Puput (perwakilan partner Maju Tani dalam hal teknologi) dan Edy Sulistyo ( Founder Loket.com). XPOSEINDONESIA Teks dan Foto Dudut Suhendra Putra