
Bagi para produsen/penggiat smartphone di Indonesia, nama Bruno Li tak asing lagi. Ia adalah CEO Infinix Indonesia, salah satu produsen smartphone terkemuka yang berbasis di Hong Kong.
Perusahaan yang didirikan tahun 2013 ini, memiliki pusat penelitian dan pengembangan tersebar di beberapa negara, antara lain Prancis dan Korea. Khusus dalam hal perancangan, Infinix hanya dilakukan di Prancis.
Tingginya intensitas Infinix dalam melahirkan produk terbaru di Indonesia, mengharuskan Bruno Li melakukan perjalanan, perencanaan, ekspansi produk hingga menjalin kerja sama yang menguntungkan.
Sisi Lain Pandemi
Pada Juni silam, di tengah rutinitas kerjanya yang sangat padat, Bruno Li melakukan percakapan khusus dengan XposeIndonesia via aplikasi Google Meet.
Brono menyebut, pandemic Covid 19 yang berlangsung sejak Maret 2020 lalu telah membuat dunia harus memiliki kesepakatan baru dalam menjalani kehidupan yang kita kenal dengan pola New Normal.
“Sama dengan perusahaan lain, kami juga menerapkan kebijakan untuk tetap survive melewati pandemi ini,” ungkap Bruno
Menurut Bruno, perekonomian secara global memang mengalami penurunan, menjadikan perusahaan tidak bisa terlalu ambisius dalam berkegiatan. Ini berbeda dari tahun tahun sebelumnya.
“Biasanya kami bisa melakukan ekspansi ke 20 sampai 30 negara, namun sekarang kita proteksi yang sudah ada saja,” jawab Bruno Li terkait dengan langkah perusahaan di masa pandemi ini.
Dalam menjalankan bisnis seluler secara global, pihaknya tetap melakukan kebijakan yang dianjurkan oleh pemerintah di masing-masing negara, yakni menerapkan kegiatan WFH bagi para karyawan.
“Agar kita semua tetap sehat dan terhindar dari Covid-19, ini merupakan hal yang paling masuk akal untuk saat ini. Kalaupun terpaksa harus Work From Office, kami tetap memberlakukan prokes dan membatasi personil yang hadir. Dalam berkegiatan di manan pun wajib harus safety. Kami menyebutnya dengan Working from Safe Place,” ujarnya.
Baterai Infinix Tahan 3 Hari
Ekspansi Infinix ke Indonesia yang dimulai sejak tahun 2015 silam, setidaknya sudah menjadi modal bagus untuk memahami karakter pengguna Infinix. Ini bisa dilihat dari berbagai seri yang hadir di pasar smartphone.
Bahkan, Bruno Li mengaku mulai mengerti pasar Indonesia. Baginya, meski memiliki tantangan tersendiri, Infinix memiliki potensi yang besar untuk tumbuh di Indonesia.
Menurut Bruno, pandemi Covid 19 tidak sepenuhnya memberikan dampak buruk.
“Karena selama pandemi pula, orang-orang malah lebih banyak menghabiskan waktu dengan smartphone mereka. Bahkan (durasinya) pemakaiannnya lebih lama dari sebelumnya,” ungkap Bruno.
Bagi Infinix, Ini malah keuntungan tersendiri. Karena produk mereka memang dikenal tangguh dalam hal ketahanan daya baterai.
“Selain berkonsentrasi di harga yang lebih terjangkau dan beberapa fitur lain, kami juga melakukan inovasi dengan menambah kualitas baterai, agar lebih andal. Produk sebelumnya memiliki kapasitas baterai yang bisa bertahan selama 3 hari tanpa harus mengisi daya.”
Ketertarikannya pada Indonesia juga pernah diterapkan melalui desain produk khusus yang beredar di tanah air.
Sebagai contoh, lewat Infinix Zero 8 yang memiliki motif Batik pada kemasannya.
“Kami mencoba untuk masuk lebih dalam kepada pasar lokal, agar produk Infinix dapat diterima masyarakat Indonesia. Tidak hanya berkutat pada desain, tapi juga ke unsur experience-nya,” pungkas Bruno Li.
“Di Indonesia, pengguna smartphone sangat membutuhkan device yang bagus secara fungsional, fitur, baterai yang mumpuni juga perangkat yang tahan cuaca atau tahan air. Banyak pengguna smartphone di sini adalah traveler dan mereka yang menyukai kegiatan outdoor,” timpal Bruno.
Karena hal tersebut tim Infinix harus lebih peka terhadap kebutuhan customer Indonesia. “Memenuhi ekspektasi dari customer di Indonesia menjadi hal penting bagi kami.”