Dalam rencana ke depan Dwiki merancang, ini tidak hanya berhenti di kolintang, akan ada beragam alat musik yang akan menjadi trobosan menarik dalam mengembangkan seni musik di Indonesia.
“Mengapa baru terbatas, karena kami baru mengolaborasikan piano dan kolintang melodi. Ke depan kami akan mengolaborasikan piano dengan ansambel musik kolintang kayu yang lengkap,” Dwiki Dharmawan menambahkan
Dalam proses kreatif mengerjakan album ini, tak lepas dari dukungan sosok yang selalu menunjang dan menyokong kerja-kerja seni termasuk di bidang kolintang, yaitu Ibu Penny Marsetio yang juga merupakan Ketua Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia.
Menurut Penny kolintang harus terus bergaung, ke seantero Indonesia, bahkan mancanegara, maka penciptakan karya musik kolaboratif ini tentu menjadi salah satu upaya untuk menggaungkan kolintang itu, “biarin kolintang itu bunyi terus, seperti aslinya: tong ting tang,” kata Penny
Sementara Ferdinand yangmenjadi teman Dwiki merampungkan album ini menyebut, “album rekaman ini merupakan langkah pertama kami, dalam upaya bukan hanya menjawab tantangan global terkait adanya perubahan dalam segala segi kehidupan, tetapi juga membuktikan bahwa musik kolintang itu sangat terbuka. Saya berpikir juga bahwa musik musik berbasis tradisi dari daerah lain, memiliki kekhasan yang sama,” kata Ferdinand.
Ferdinand yang merupakan Master Kajian Seni lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini menyebut perjalanan mereka dalam proses rekaman dan proses penulisan buku ini, memperjelas dan mempertegas bahwa kita harus berubah.
“Dan kita jugalah yang harus membawa perubahan pada sebuah kebudayaan, peradaban, dan seni musik itu, karena kita sebagai subjek menjadi penentu perubahan itu,” paparnya.
Di sisi lain, Ambrosius Loho, yang merupakan Dosen Universitas Katolik De la Salle Manado, selaku editor menyatakan Kerja seni atau kerja budaya ini merupakan proses pengaplikasian nilai-nilai universal musik tradisional.
”Nilai-nilai itu nyata lewat keselarasan dalam memainkan dan menyaksikan (memberi perhatian) pada musik kolintang. Melalui keselarasan, kita bukan hanya mulai berusaha mengundang dimensi spiritual (motivasi dan semangat), tapi juga menyatukan diri dengan spirit kolektif (kebersamaan yang selaras) dan spirit kosmik (alam semesta),” tambahnya.