Bahkan kemudian Murry sempat ngambek dan mudik ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta.
Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.
Aktif Menulis Lagu
Murry sendiri juga kemudian aktif menulis lagu untuk Koes Plus bahkan juga turun menyanyikannya di beberapa lagu. Lagu-lagu ciptaan Murry yang termuat dalam album Koes Plus adalah “Pelangi”, “Doa Suciku”, “Bertemu dan Berpisah”, “Hidup Tanpa Cinta”, “Semanis Rayuanmu”, “Kau Bina Hidup Baru”, “Ayah dan Ibu”, “Bujangan”, “Pak Tani”, “Mobil Tua”, “Cobaan Hidup”, “Cubit-cubitan”. Beberapa lirik pada lagu karyanya terkesan jenaka, simak pada “Cubit-Cubitan” dan “Mobil Tua”
Setelah Koes Plus dinyatakan “bubar” pada 1977, Murry sempat membentuk band sendiri yang diberi nama Murry’s Grup. Pada formasi awal, band ini yang beranggotakan Murry, Ukky, Pius dan Bian. mereka merilis album pertama bertajuk Sweet Melody” dan beberapa album lainnnya berupa album Pop Jawa, album Pop Melayu di bawa bendera Remaco.
Kemudian Murry’s Grup pindah ke Irama Tara untuk menghasilkan Pop Melayu Vol.1, Pop Disco vol.1, album Anak Cucu – pop Indonesia vol.3. Formasi band pun berubah antara lain Murry, Ukky, Pius dan Harry Ch.
Murry bukan hanya aktif menulis lagu untuk band tersebut, bahkan juga menulis lagu untuk sejumlah penyanyi. Rudy Peter Stanley, fans fanatik Murry, via akun Facebook membuat rangkum hasil karya Murry yang dikerjakannya di luar Koes Plus.