Ini sebuah film dengan tema bagus yang diperankan Chico Jerikho dan disutradarai Angga Dwimas Sasongko. Di sana diperlihatkan keinginan menyelamatkan anak-anak dari konflik agama yang terjadi di Ambon melalui sepak bola.
Namun membaurkan anak-anak yang berbeda agama dalam satu tim speak bola justru menyebabkan perpecahan.
Tema kuat ini lagi-lagi memperlihatkan perlunya menyikapi keberagaman yang ada di Indonesia dengan niatan yang bersih. Dan perlu orang muda untuk selalu menyuarakannnya. Bung Glenn dengan jantan mengambil langkah itu.
Usai itu, Glenn muncul lagi menjadi produser pada film “Filosofi Kopi” (2015) dan “Surat dari Praha” (2016).
Di panggung musik Indonesia, Penyanyi Terbaik AMI 2001 ini secara cepat bertumbuh menjadi sosok kawakan dengan bakat ganda. Ia bukan hanya merilis album dan naik panggung untuk mempromosikan diri sendiri.
Ia pun naik panggung untuk menghormati pendahulunya, dan bintang bintang musik yang dikaguminya. Glenn tercatat pernah naik panggung untuk Tribute Chrisye (2009) .
Kemudian di hari ulang tahunnnya, 30 September 2016, ia merayakan 30 tahun Ruth Sahanaya berkarya. Pentas bertajuk Tanda Mata (TNDMT) Glenn Fredly untuk Ruth Sahanaya ini digelar di Balai Sarbini, Jakarta.
Konser ini pun membawa pesan regenerasi dan kepedulian Glenn terhadap industri musik Indonesia. Dan tema ini dijadikannya sebagai tradisi tahunan.
Karena pada 30 September 2017 di Gandaria City Hall, Mall Gandaria City, Bung kembali menggelar Konser #TNDMT. Kali ini untuk kelompok band Slank.
Jauh sebelum itu, pada 2013 Bung membentuk Trio Lestari bersama Sandy Sondhoro dan dr. Tompi. Trio yang menampilkan genre musik pop dan jazz ini merilis album bertajuk “Wangi” (2014).
Mini album berisi tujuh lagu itu, mengangkat lagu yang sudah popular seperi “Gelora Cintaku”, “Nurlela”, dan “Sakitnya Disini.”