Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta

- Advertisement -
- Advertisement -

Kaleidoskop lazimnya dipahami sebagai rangkaian peristiwa menarik yang telah terjadi dan dimunculkan kembali. “Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta” menghadirkan ragam kesenian terbaik yang pernah tampil di Ibukota. 

Acara ini berlangsung dari 16-20 Desember 2014 di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Selama 5 hari, masyarakat Jakarta disuguhkan aneka pertunjukan teater, tari, musik, serta pameran foto dan artefak. Tidak ketinggalan juga sajian kuliner Betawi, yang mengunggah selera. Warga Jakarta juga berwisata kuliner di acara ini  karena terdapat 30 stan kuliner yang menyajikan sajian khas masakan Betawi dan Nusantara.

Arie BudhimanKaleidoskop Seni Budaya Jakarta mengatakan, “Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta kali ini, menyajikan aktivitas seni budaya mulai Tahun 2010 sampai dengan 2014. Dari kaleidoskop ini diharapkan tumbuh proses evaluasi dari pelaku dan penikmat seni guna pengembangan aktivitas seni budaya di kota Jakarta. Melalui “Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta, saya berharap akan tumbuh upaya kreatif yang meningkatkan kualitas dan kuantitas aktivitas seni budaya di Jakarta dan menjadikan kota Jakarta sebagai pusat budaya.”

- Advertisement -

Sebelum acara pembukaan, di luar panggung utama terdapat pertunjukan musisi jalanan, aksi monolog di ruang publik dan tanjidor. Pesta kembang api yang meriah dapat disaksikan di prosesi pembukaan. Para pengunjung juga dapat menonton video mapping aktivitas berkesenian  yang menonjol dan menarik selama tahun 2010-2014.

Acara dilanjut dengan pertunjukan Rancak, yang merupakan jenis teater tutur Betawi yang berbasis berbalas pantun bercerita dengan diiringi musik gambang kromong. Setelahnya ada tari Hiphop Betawi Sunda,  tarian ini mengeskplorasi tari kreasi baru mengombinasikan hip-hop dengan sejumlah tari tradisi Betawi dan Sunda seperti Tari Topeng, Cokek, Ronggeng, Ketuk Tilu, Blantek, Jaipongan.

Baca Juga :  Indonesia Pikat Pasar India di Program Tourism Hub Singapura

“Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta selain menyajikan tarian dan pargelaran, juga menggelar pameran foto aktivitas seni budaya yang pernah berlangsung di Jakarta, khususnya Taman Ismail Marzuki, serta puluhan benda artefak yang berkaitan dengan berbagai kegiatan pergelaran seni budaya. Benda-benda tersebut adalah benda-benda digunakan seniman untuk mencipta karya, atau  yang pernah dipakai dalam berbagai pertunjukan (properti, kostum, potongan setting).” ujar Arie Batubara, yang juga Ketua Pelaksana Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta. 

- Advertisement -
Menyalin

Wayang Golek Pesisiran juga ditampil  dengan membawakan cerita “Harimau Harimau”, sebuah karya novel sastra terkemuka Indonesia, karya Mochtar Lubis. Cerita ini digubah menjadi “Mburu Deburu”. Wayang Golek Pesisiran biasanya tampil membawakan cerita “baru” yang diangkat dari pelbagai kisah yang populer di masyarakat pesisir. Umumnya, ceritanya telah mengalami berbagai perubahan dan modifikasi dalam bentuk pertunjukannya.

Di samping itu muncul pula, pertunjukan musik eksperimentasi etnik Betawi, teater Ider-Ideran dan tari kontemporer Papua, pentas Mahagenta dan grup musik tradisi Gordang Sambilan di hari terakhir rangkaian acara. XPOSEINDONESA Foto : Dokumentasi

More Pictures

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -