Puan Maharani Memasuki Jatinangor untuk Mengerakkan Warga Melawan Stunting

- Advertisement -

“Perlu gotong royong, kolaborasi semua pihak, terutama warga masyarakat, dan inilah alasan mengapa Bu Puan menggerakkan melawan stunting melalui HaloPuan,” ujar Poppy.

Apa peran yang diharapkan dari warga? Jawabannya, menurut Poppy, pengetahuan dan kesadaran. Kaum ibu dan bapak harus menyadari dampak negatif stunting dalam 1000 hari pertama kehidupan dan bagaimana mencegahnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari menyampaikan target zero stunting di Jawa Barat pada 2023.

- Advertisement -

“Kami berharap dengan langkah yang dilakukan ini, stunting makin berkurang. Sebab tidak mungkin hanya anggota DPRD dan gubernur saja, tidak mungkin camat dan lurah saja. Harus bersama-sama dan gotong royong.”

Camat Jatinangor Herry Gunawan menyampaikan terima kasih kepada HaloPuan yang ikut membantu programnya dalam menurunkan angka stunting.

“Apalagi ada gagasan memanfaatkan daun kelor yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat,” katanya. “Setelah tahu ini, saya akan menyebarkan informasi ini kepada warga.

- Advertisement -

Gerakan Melawan Stunting diisi penyuluhan kesehatan dan gizi oleh Kepala Puskesmas Cisempur, Ana Pertiwi Ratna Wulan.

Relawan HaloPuan kemudian menyampaikan informasi tentang manfaat kelor dan bagaimana memaksimalkan manfaat itu dengan menjadikannya bubuk.

Kelor sudah lama dikenal sebagai makanan super. Daun tanaman yang banyak tumbuh di Nusantara ini kaya gizi dan nutrisi.

Daun kelor menurut sejumlah penelitian mengandung 7x vitamin C pada jeruk, 4x vitamin A pada wortel, 2x protein pada yoghurt, 4x kalsium pada susu, dan 3x potasium pada pisang. Badan Kesehatan Dunia atau WHO telah menggunakan kelor untuk memerangi kelaparan dan malnutrisi di Afrika.

Bubuk daun kelor juga telah digunakan untuk melawan stunting di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Hasilnya luar biasa. Melalui program SOLOR atau “Sorgum dan Kelor, Bupati Flores Timur Antonius Hadjon berhasil menurunkan angka stunting di wilayahnya dari 41 persen pada 2017 menjadi 22 persen pada 2020.

Sejumlah warga menilai Gerakan Melawan HaloPuan menambah wawasan, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga. “Terima kasih untuk Ibu Puan Maharani telah mengedukasi masyarakat mengenai manfaat daun kelor dan juga bagaimana menjaga anak,” kata Safira yang tengah mengandung enam bulan. Kegiatan yang dihadiri oleh 175 ibu hamil, ibu menyusui bersama balita mereka, dan kader posyandu ini diakhiri dengan pemberian paket makanan tambahan plus satu kantong bubuk kelor seberat 450 gram. Poppy berharap warga ke depannya bisa secara swadaya menanam kelor di pekarangan rumah dan kebun mereka, sehingga persediaan kelor mereka tetap terjaga. XPOSEINDONESIA Foto Dudut Suhendra Putra

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -