Optimalisasi Kinerja Anak Usaha Melalui Peluang Diversifikasi dan Perluasan Portofolio Bisnis
Selain itu, inisiatif peningkatan kinerja turut dimaksimalkan melalui kinerja anak usaha Garuda Indonesia. Hal ini tercermin dari beberapa prospek bisnis yang mulai dijajaki oleh lini usaha GMF Aero Asia (GMFI) – bergerak di bidang perawatan pesawat udara – yang pada tahun kinerja 2023 juga turut berhasil mencatatkan pencapaian pendapatan usaha sebesar US$373.2 juta, menandai pertumbuhan yang signifikan sebesar 56.9% dari tahun sebelumnya. GMFI juga berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$20.2 juta sepanjang tahun 2023.
Hal ini ditunjang oleh prospek diversifikasi bisnis yang dijalankan GMFI yang kini turut memperluas pangsa pasarnya pada layanan perawatan pesawat pertahanan dan industrial solutions.
Sementara itu, Citilink saat ini juga terus memperkuat pangsa pasar dengan memfokuskan pengembangan jaringan penerbangan pada segmentasi pasar low-cost serta penerbangan perintis. Melalui langkah pengembangan portofolio bisnis yang dilakukan Citilink, pada tahun 2023 maskapai penerbangan yang bergerak di segmentasi low cost carrier ini berhasil mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 25,74% menjadi 11,68 juta penumpang. Capaian tersebut diperlihatkan melalui tingkat keterisian kursi pesawat untuk YTD Desember 2023 dimana Citilink mencatatkan angka 78,70%, tumbuh sebesar 1,50pp dibanding capaian tahun sebelumnya yang mencatatkan angka sebesar 77,20%.
Berbagai capaian tersebut yang turut tercemin pada langkah penyehatan kinerja keuangan yang menunjukan outlook positif oleh Citilink.
Fundamen Kinerja Keuangan dan Operasi Solid, Garuda Indonesia Fokus Optimalkan Penguatan Landasan Kinerja
Sejalan dengan kinerja yang terus bertumbuh positif, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan fundamen kinerja keuangan dan operasi yang solid. Hal tersebut salah satunya direpresentasikan melalui posisi EBITDA FY 2023 yang terus mencatatkan improvement dibandingkan kinerja FY 2022. Selain itu, liabilitas jangka pendek Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan sekitar 30% dari tahun 2022 sebesar US$1,681,029,672 menjadi US$1,165,155,552. Penurunan liabilitas jangka pendek ini menjadi inidikator penting dalam menggambarkan soliditas penyehatan kinerja keuangan khususnya terkait nilai utang usaha pada tahun kinerja berjalan.