Menurut Dokter Dian, pencegahan stunting sangat penting dilakukan. Alasannya antara lain, stunting menjadi faktor penyebab sejumlah penyakit tidak menular saat seseorang tumbuh dewasa, seperti penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi, dan obesitas.
“Anak-anak kita akan mudah sakit saat dewasa jika mengalami kondisi stunting pada saat kecil,” paparnya.
Namun, lebih penting daripada itu, stunting sangat berpengaruh pada perkembangan otak dan juga hormon yang dihasilkan. Akibatnya anak akan mengalami kekurangan kemampuan dalam belajar dan bekerja saat tumbuh dewasa nanti.
Dalam kesempatan itu, Dokter Dian juga menyampaikan dukungannya kepada rencana aturan cuti melahirkan selama enam bulan dalam Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak insiatif DPR RI. ASI eksklusif enam bulan sangat penting bagi tumbuh kembang anak, dan tak akan pernah bisa digantikan oleh apa pun. “Jangan dilihat bahwa dengan cuti enam bulan, kaum ibu tidak bisa bekerja, tapi ini persoalan generasi masa depan bangsa,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum IMM Unisa Bandung, Lutfah Aisyah Amini, mengaku terinspirasi dengan gagasan mengolah daun kelor sebagai asupan super dalam melawan stunting yang disampaikan HaloPuan. Lutfah yang juga seorang bidan mencoba mengkreasikan sejumlah menu, seperti puding dan kue bolu, dengan bahan utama bubuk daun kelor dari HaloPuan.
“Ini menginspirasi kaum ibu dan kami untuk bisa membuat asupan sehat karena, selain prosesnya sangat mudah, bahannya juga mudah didapat,” ujarnya.
Relawan HaloPuan, Mochamad Chotim, menjelaskan daun kelor mengandung delapan asam amino esensial. Asam amino esensial merupakan senyawa pembentuk protein yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak karena tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh.
“Selain itu, asam amino esensial dalam daun kelor tidak akan hilang meskipun dicampur dengan makanan lain, sehingga bubuk daun kelor bisa dijadikan nutrisi tambahan dalam banyak menu makanan,” kata Chotim.
Pada kesempatan itu, selain membagikan paket makanan tambahan, termasuk di dalamnya 400 gram bubuk daun kelor, kepada setiap peserta, HaloPuan membagikan puluhan bibit kelor kepada pengurus Aisyiyah, dimana lima di antaranya langsung ditanam di lahan wakaf Muhammadiyah di Desa Barujati, Kecamatan Ciparay. “Kami akan menyebarluaskan pengetahuan ini kepada kader-kader kami,” kata Pipih.