FORWAN Memburu Berkah Ramadan

- Advertisement -

Menurut Sutrisno Buyil di bulan suci Ramadan yang diwarnai cobaan wabah Pandemi Covid 19 yang belum juga reda, mengajak masyarakat untuk banyak berbuat kebajikan.

“Puasa di bulan suci Ramadan ini momentum terbaik mencapai ketakwaan, berfastabiqul khairat. Energi kita senantiasa tersalurkan pada kegiatan positif penuh kebaikan. Salah satunya menyantuni anak yatim dan dhu’afa,” ujar Sutrisno Buyil.

Ketua Umum Yayasan Humaniora Eddie Karsito, pada kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada pengurus FORWAN, yang telah menyantuni anak yatim dan dhu’afa binaan Yayasan Humaniora.

- Advertisement -

“Terima kasih FORWAN. Dalam konteks tindakan nyata kiranya tepat kita membumikan kebaikan. Di bulan suci Ramadan ini mari menebar kebaikan, memburu keberkahan ilahiyah dengan aksi-aksi sosial secara kolektif,” ujar Eddie Karsito.

Puasa Ramadan, kata Eddie, dapat melatih umat dalam berbagai tingkatan kesalehan. “Bahkan puasa secara sufistik dapat menjadi salah satu aktivitas rohani untuk menghidupkan hati dan membuka tabir-tabir makrifat,” ujar penggiat sosial yang juga Sekretaris Umum Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) Indonesia ini.

Yayasan Humaniora, terang Eddie Karsito, menaungi beberapa lembaga. Antara lain, Sanggar Humaniora sebagai sarana pengembangan kreatif, Rumah Budaya Satu-satu (RBSS) sebagai sarana apresiasi budaya, dan Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation, sebagai institusi yang menaungi berbagai kegiatan sosial kemanusiaan.

- Advertisement -

Untuk pembinaan anak-anak yatim dan dhu’a’fa, lanjut Eddie, Yayasan Humaniora menerapkan non-panti. Anak-anak binaan tetap tinggal bersama keluarganya. Walau sudah tidak ada ayah, atau ibu, kata Eddie, mereka masih punya anggota keluarga yang lain, seperti Uwak, Om, Tante, Kakek, atau Nenek, dan lain sebagainya.

“Prinsipnya kami ingin perkembangan intelektual, fisik dan perseptual mereka tetap tumbuh natural manusiawi. Tidak kehilangan kasih sayang dari keluarga mereka yang masih punya hubungan biologis. Sebab mereka tetap tinggal di tengah keluarganya. Nabi Muhammad juga yatim sejak kecil dan tidak pernah tinggal di panti,” ujar Eddie.

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -