Menurut Al-Zastrow, sejarah bukanlah sebuah rekonstruksi masa lalu, melainkan petunjuk arah sebagai pedoman masa depan bangsa “Saat ini masyarakat Indonesia bukan hanya membutuhkan vaksin Covid-19, tetapi juga vaksin sejarah. Tujuannya, supaya generasi milenial dan seluruh unsur masyarakat tidak lupa akan sejarah besar Bangsa Indonesia. Agar kita semua memahami arah dan tujuan membangun bangsa Indonesia sesuai dengan cita-cita pendirinya. Penguasa yang korup harus dihentikan,” jelasnya.
Dalam pengamatan Al-Zastrow pendidikan di Indonesia sekarang ini lebih mengarah pada dimensi kognitif, di mana pemikiran konsep berdasarkan pengetahuan, sehingga orang belajar agama pun, agama merjadi pengetahuan “Karenanya, banyak orang yang pintar Islam tapi kelakuannya berbeda dari Islam,” ungkapnya.
Al Zaztrow menawarkan alternatif, sebaiknya pendidikan sekarang ini juga mengarah pada penguatan dimensi afektif karena dimensi afektif ini akan merasa mengelola kinerja rasa nurani .
“Dimensi afektif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, watak, perilaku, minat, emosi, dan nilai yang ada di dalam diri setiap individu. Pembelajaran yang berkaitan dengan sikap, lebih menekankan pada nilai, bagaimana seseorang dapat bertindak dan dapat memilah apa yang dipandang benar adan apa yang dipandang salah!”jelasnya. XPOSEINDONESIA/Nini Sunny Foto : Dudut Suhendra Putra