Festival memang berbeda dari festival kebanyakan yang diselenggarakan di Indonesia. Yacko selaku Director of Program, mengatakan, FLAVS Festival memang ingin menghadirkan konsep berbeda.
“Flavs ingin pengunjung mendapatkan pengalaman berinteraksi dengan kultur dan sub kultur hip hop Indonesia, sekaligus transfer pengetahuan tentang dunia hip hop. Sehingga dapat menumbuhkan keyakninan musik ini bisa juga untuk dijadikan karir!” kata Yacko.
Dalam menerapkan subkultur hip hop di Flavs, misalnya akan diadakan kompetisi bola basket juga pertunjukan BMX & Skate Park.
“Pengunjung bisa bawa skatebard dan BMX milik sendiri dan main di sini. Bukan hanya itu, pengunjung juga bisa gunting rambut, karena kita menyediakan tempatnya. Kita kerja sama dengan Hairmerds,” kata Yacko.
Bukan hanya main, Flavs juga menyediakan area Cinematic Room yang akan memutar film film Hip Hop Indonesia.
Juga serangkaian program berbagai ilmu dalam worksop, seperti worshop graffiti oleh Komuniras Gardu House, workship finger drumming, workship beatboax dan workshop DJ.
Flavs dirancang menggunakan empat panggung dan akan mempertontonkan permainan LED berikut konten multimedia.
Di salah satu panggung akan disajikan audio treatment immersive. “Permainan LED dengan konten multimedia akan menambahkan semarak Flavs, apalagi dengan dukungan audio treatment immersive yang terdengar surround, jelas akan semakin membangun suasana Flavs yang tidak biasa, terlebih Flavs juga disajikan secara virtual,” begitu janji Director of Technical, Tri Sasongko.
Flavs Festival masih menyedakan tiket pertunjukan pressale 2 Day Pass seharga Rp 400.000,- (daily Rp 250.000) Reguler Rp 500.000, (daily 325.000) juga tiket vitual Rp 75.000 (daily Rp 50.000)