Bantu Penggiat UKM Bisa Mandiri, Yayasan DIMENSI Gulirkan BPMTB

- Advertisement -
- Advertisement -


Yayasan Dimensi untuk Indonesia (YDUI)
 kembali melakukan aksi sosial dengan menggulirkan Bantuan Pinjaman Modal Tanpa Bunga (BPMTB) kepada pelaku UMKM di kawasan Bogor, Jawa Barat pada Rabu 6 Oktober 2021 lalu. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ini merupakan gerakan berkesinambungan yang dilakukan oleh YDUI untuk lebih memberdayakan para penggiat UMKM dengan memberikan pinjaman modal tanpa bunga demi membebaskan mereka dari jerat riba.

Pada kesempatan tersebut, terdapat tujuh pedagang kecil hadir untuk mendapatkan pinjaman yang disaksikan langsung oleh Menhefari selaku founder Digital Marketing Enthusiast Indonesia (DIMENSI)Brigjend Arkamelvi Karmani, Pelindung YDUI yang juga seorang perwira tinggi TNI yang kini menduduki jabatan sebagai Dirlat Kodiklat TNI AD serta Wientor Rah MadaDirektur Bisnis dan Pemasaran SMESCO Indonesia.

Ketujuh penerima tersebut sedikitnya mendapatkan dana pinjaman sebesar 3 juta rupiah. “Teman-teman disini yang telah menerima manfaat, membayarnya sejumlah yang dipinjam, misal pinjam Rp5 juta, dibayarnya Rp500 ribu selama 10 bulan. Jadi tidak ada bunga, di sini ada bapak Arkamelvi yang mengawasi,” ungkap Menhefari di hadapan tujuh pedagang kecil yang hadir siang itu.

- Advertisement -

Menhefari menerangkan bahwa dana CSR YDUI terkumpul dari sumbangan atau zakat para pelaku internet marketing yang bergabung di komunitas DIMENSI. “Nah sumbangan dan zakat teman-teman inilah yang kita putar untuk pinjaman ini. Insya Allah maksud dan giat baik ini terus mendapat support dari rekan-rekan,” katanya yang sudah membantu sekitar 80-an pedagang kecil di Solok Padang dan Bogor.

Selain BPMTB, DIMENSI juga memiliki kegiatan sosial lainnya seperti TK di Ciapus, memiliki anak asuh di Solok Sumateran Barat serta beberapa kegiatan sosial lain. DIMENSI juga kerap memberikan pelatihan internet marketing bagi anggota Yayasan DIMENSI.

“Kami ajak Pak Wientor karena beliau pejabat yang mengerti soal UKM, meski beliau belum setahun di SMESCO tapi sudah terlihat ada perubahan signifikan. Di sana teman-teman UKM yang ingin berjualan online. Tinggal belajar saja karena barang dan gudang sudah disediakan pemerintah ada di Gedung SMESCO lantai 11. Hanya kirim resi nanti semua barang dikirim dari sana, ini sangat membantu orang-orang kecil yang berjualan online,” kata Menhefari.

- Advertisement -
Menyalin

Setelah pembagian Bantuan Pinjaman Modal Tanpa Bunga (BPMTB) usai digelar, Arkamelvi menuturkan bahwa saat ini terlalu banyak pinjaman online berkedok membantu UKM namun dengan nilai pengembalian yang mencekik leher.

Alih alih membantu malah akhirnya membunuh pelaku UKM. Lewat program BPMTB yang digulirkan YDUI jadi sarana tepat ketimbang memberikan secara cuma-cuma dalam bentuk hibah. “Dengan pola pengembalian pinjaman itu, akan menjadi pemicu bagi seseorang untuk giat bekerja keras dan secara tidak langsung melahirkan karakter ukm yang peduli terhadap sesama UKM,” ujarnya.

Baca Juga :  Promosi Pariwisata dan Jenama Indonesia Diharapkan Bisa Diperkuat Gresini Racing

“Syarat lainnya untuk mendapatkan BPMTB adalah UKM yang telah memiliki usaha berjalan dan ingin memperbesar usahanya. Jadi bukan untuk individu yang baru akan melakukan usaha. Ini untuk memperkecil kemungkinan kerugian yang terjadi karena usaha masih coba-coba. Kami melakukan monitoring ketat sebelumnya untuk menurunkan BPMTB ini,” ujar Arkamelvi.

Sebagai penutup, Arkamelvi berkeinginan dengan hadirnya DIMENSI ini, bisa memicu munculnya gerakan serupa dari pihak-pihak lain agar semakin masif dalam membantu masyarakat kecil, khususnya penggiat UKM.

MENDAPAT DUKUNGAN DARI SMESCO

Dari lokasi yang sama, Wientor Rah Mada menerangkan bahwa pihaknya membuka akses pasar untuk UKM, sebagai solusi logistik. Termasuk untuk mengakses pasar domestik sekalipun. Ia mencontohkan, konsumen dari Pulau Jawa yang ingin membeli produk makanan ringan khas Tarakan, Kalimantan Utara misalnya, harus membayar biaya kirim yang lebih mahal dari harga produk.

“Lewat SMESCO Fulfillment Center, kami siapkan sebagai tempat transit produk-produk UKM dari Sumatera, Jawa, dan Madura. SMESCO juga bekerja sama dengan JNE dan Guyub (Gudang YukBisnis). Semua produk UMKM nantinya akan dijual melalui Siren.id. Caranya mudah, hanya membuka website siren.id, memilih barang yang akan dijual lalu jika ada yang order tinggal mengirimkan resi kepada SMESCO yang akan mengirimkan pesanan ke seluruh Indonesia dengan ongkos kirim sekitar Rp6000 hingga Rp9000 saja,” terangnya.

Wientor juga menambahkan bahwa digitalisasi sangat penting bagi UMKM. Apalagi di tengah pandemi sekarang ini, Kementerian UMKM melakukan cross border bagi 13 produk yang masuk ke Indonesia sejak Maret 2021. Adapun barang dilarang masuk antara lain, hijab, atasan mulim wanita, bawahan muslim wanita, dress muslim, atasan muslim pria, bawahan muslim pria, outwear muslim, mukena, pakaian muslim anak, aksesoris muslim, peralatan sholat, batik dan kebaya.

“Ini langkah dinamis, dampak pembatasan ketat 13 kategori produk cross border ini telah menyelamatkan hampir Rp300 Triliun pertahun untuk kategori produk yang terdiri dari dari industri fashion muslim Rp280 Triliun pertahun dan indutri batik Rp4,89 Triliun pertahun,” tutupnya. XPOSE INDONESIA – AM

More Pictures

Wientor Rah Mada, Direktur Bisnis dan Pemasaran SMESCO
Brigjend Arkamelvi Karmani, Pelindung YDUI (AM)
Pemberian secara simbolis BPMTB kepada penggiat UKM di Bogor
Yayasan Dimensi berikan bantuan tanpa bunga kepada 7 penggiat UKM Bogor (AM)
Menhefari selaku founder Digital Marketing Enthusi
- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -