AJV Gelar Pidato Kebudayaan di  Hari Ultah Ke 4

- Advertisement -
- Advertisement -

Aliansi Jurnalis Video (AJV) merayakan ulang tahun keempat,  sambil menggelar  Pidato Kebudayaan, di Balai Budaya, Menteng, Jakarta Pusat, 2 Februari 2024.

Tampil  sebagai pembicara  adalah Okky Madasari, Sujiwo Tedjo, dan Dr. Mohamad Sobary,  sementara Amen Kamil tampil membaca puisi dan Dimas Suprianto bertugas sebagai MC

Sebagai pembicara pertama, sastrawan dan sosiologi Okky Madasari tampil membacakan pidato berjudul Martabak Politik dan Intelektual Martabak.

- Advertisement -

Teks pidatonya menggambarkan tentang hasrat  untuk berkuasa terus dilakukan tanpa martabat. “Ini sebetulnya tulisan denganjudul metafora yang pernah saya terbitkannya pada tahun 2020,” katanya.

Dalam pidatonya, Okky seperti sedang memotret kondisi politik Indonesia, di mana hasrat untuk terus berkuasa, dilakukan tanpa martabat, dan segala upaya digunakan untuk memperlakukan jabatan sebagai sebuah warisan yang bisa diteruskan oleh anak, cucu, ipar, keponakan.

Okky menggunakan kata martabak sebagai metafora dan tidak lepas dari subjek yang ingin disindirnya.

- Advertisement -
Menyalin

Okky juga menyebut  bahwa, dari masa ke masa,   sejatinya kekuasan selalu bekerja untuk mengontrol pikiran dan gagasan,  mereka mengatur mana yang boleh dibaca,  dan mana yang boleh dimusnahkan. Mana  yang mesti dipromosikan dan apa yang  diharamkan. Mana yang  benar dan mana yang dianggap menyesatkan

“Dari Hamzah Fansuri di abad 16, Sultan-sultan memiih mana ulama yang boleh didengarkan dan mana ulama yang boleh disingkirkan. Dan syair-syair Hamzah Fansuri dianggap sesat. Nama Hamzah tak tertulis dalam Sejarah Kesultanan Aceh, dari generasi ke generasi syair-syairnya terlupakan,” urai Okky Madasari.

Ketika penjajah datang  Nusantara, mereka bukan hanya mengambil kontrol penguasa, dan bukan hanya mengeruk kekayaaan alam, tapi juga membonsai pikiran kita.

Tampil dalam sesi kedua, budayawan Sujiwo Tejo. Ia   lebih dahulu memainkan lagu Summer Time  dengan saxsophone yang dibawanya.

Sujiwo Tejo   menyebut   sejumlah seniman belakangan ini kecewa  pada Jokowi.  Di antaranya, ada Butet Kartaredjasa, Eros Djarot.  

“Bahkan saking kecewanya budayawan Gunawan Mohamad sampai perlu menangis di televisi! Mereka yang menangis itukan karena menganggap kekuasan Jokowi berbeda di awal dengan di masa akhir,” ungkap mantan wartawan  Kompas yang kini juga bermain film tersebut.

“Saya dari 2014 biasa saja melihat kekuasaan Jokowi. Jadi, sekarang pun perasaan saya biasa saja,” kata Sujiwo Tejo.

Sujiwo Tejo  menyebut, politik tangan besi bisa mematikan nyali dan kekuasaan yang dinafikan  mematikan nalar.

Sementara itu, Dr Mohammad Sobari, akbrab disapa Kang Sobari mengatakan, kebudayaan adalah sistem atau simbol, atau bisa beraneka macam sebutan

Sobari menilai budaya sebagai identitas yang lengkap dalam diri. “Lirik bukan puisi. Puisi dunia yang lain lagi. Lirik bisa membangkitkan semangat. Etika melahirkan budi pekerti,” katanya.

Sedangkan menyikapi kondisi bangsa saat ini, Kang Sobari menilai seperti sebuah nilai budaya.

“Kebudayaan itu jatuh bangun. Jangan ditangisi karena itu sebuah proses. Selalu akan ada harapan baru. Harapan adalah roh kehidupan. Jadi jangan bersedih karena selalu akan ada harapan baru,” katanya

Seperti halnya dalam dialektis dalam perpolitikan Indonesia,   “Jatuh bangun suatu kekuasaan itu dialami sepanjang sejarah Indonesia,” ujar  Kang Sobari.

“Banyak orang mengeluh dan merasa sedih ketika Soekarno jatuh dari kekuasaan.  Begitu juga ketika kekuasaan Soeharto runtuh oleh air mata dan darah,” kata Kang Sobari  yang bergelar doktor dari Monash University Australia itu.

“Makanya kalau suasana politik (Indonesia) seperti sekarang ini, ya itu dialektis, biasa saja. Kekuasaan itu memang ada kalanya jatuh dan bangun,” begitu  kata Kang Sobari.

Dia memberi kiasan, apa yang dirasakan oleh seseorang di tengah suasana politik sekarang ini,  bisa dirasakan oleh banyak orang juga.

“Kalau kekuasaan itu diumpakan matahari,  bukan hanya ada satu orang merasakan panasnya matahari, jutaan orang juga merasakan panas yang sama,” tukas budayawan itu. XPOSEINDONESIA Foto : Dudut Suhendra Putra

ultah ke 4 ajv dsp
ultah ke 4 ajv dsp
pidato kebudayaan 08 dsp 1
pidato kebudayaan 08 dsp 1
pidato kebudayaan 09 dsp 1
pidato kebudayaan 09 dsp 1
pidato kebudayaan 02 dsp 2
pidato kebudayaan 02 dsp 2
pidato kebudayaan 01 dsp 1
pidato kebudayaan 01 dsp 1
pidato kebudayaan 04 dsp 1 1
pidato kebudayaan 04 dsp 1 1
- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -