Setelah itu, Hugua ke Kemenhub di Jakarta. Dia bertanya, bagaimana bisa membuat bandara? Dijawab oleh pejabat di sana, “Tidak bisa! Pemerintah tidak ada rencana membangun airport di Wakatobi!” begitu kata Hugua menirukan sang pejabat. “Lho, saya ingin bangun bandara pakai duit APBD sendiri kok, mengapa nggak boleh?” tanya Hugua heran.
Baru sadar Hugua, ternyata membangun airport itu tidak seperti membuat terminal piti-piti, atau angkutan umum. Asal dibangun landasan, sudah! Ketika bandara itu hendak diresmikan pun, ada persoalan besar, ketika Kemenhub bertanya, “Kepala Bandaranya siapa?”
“Saya heran, lho bandara itu harus ada kepalanya to?” Hugua balik bertanya. Keluguan dan ketidaktahuan Hugua itu betul-betul membuat tertawa audience di Bandara Matahora itu.
Dia juga menceritakan dengan logat Wakatobi campur Ambon yang khas. “Hari ini saya bangga, bandara ini akhirnya dituntaskan oleh Kemenhub di era Pak Jonan. Terima kasih Pak Jonan,” katanya, menjelang masa akhir kepemimpinannya.
Hugua sudah membawa Wakatobi dikenal di seluruh penjuru dunia. Dia gigih memperjuangkan nama Wakatobi di pentas wisata maritime dunia. “Wakatobi itu memiliki 942 species ikan, Laut Merah itu hanya 500 spesies, dan Karibia hanya 50 spesies saja! Wakatobi punya 90.000 hektar luas terumbu karang dan terluas di dunia. Ada 750 species karang dari 850 species karang yang ada di dunia,” ungkap Hugua.
Dia juga menjelaskan Wakatobi adalah kepulauan dengan empat pulau besar, yakni Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Di Kaledupa, ada karang atol 48 km, terpanjang di dunia. “Kami senang, Pak Menhub dan Pak Menpar akan mengusahakan penerbangan Jakarta-Denpasar-Wangi Wangi. Kami semakin optimis pariwisata Wakatobi akan maju,” ungkapnya.
Menpar Arief Yahya mengungkapkan, akses itu satu dari tiga syarat mutlak pengembangan destinasi pariwisata. Rumusnya 3A, akses, atraksi dan amenitas. “Akses itu vital, karena hampir 100 persen wisman berkunjung ke Indonesia melalui jalur udara. Hanya sebagian kecil yang melalui penyeberangan laut, terutama di Batam-Bintan dari Singapore. “Karena itu untuk mendapatkan 20 juta wisman di 2019, pariwisata menjadi leading sector, dan Wakatobi harus berkelas dunia. Standar pelayanannya pun harus global standart. Maka bandara Matahora ini otomatis harus berstandar internasional,” jelas Arief Yahya.