Jumat, Februari 21, 2025

Garin Nugroho Ketua Komite Penjurian FFI: Festival Film Bagian Membangun Ekosistem Perfilman

Kecil Besar

Sejak dibuka bersamaan dengan peluncuran FFI 2021 pada tanggal 15 Juli 2021 lalu, Komite FFI sudah mulai menerima pendaftaran film, baik film cerita panjang, film pendek, film dokumenter maupun film animasi, dan kritik film secara daring.

Berbeda dengan pelaksanaan FFI tahun lalu, Komite FFI tahun ini memberikan kelonggaran bagi film cerita panjang yang telah ditayangkan di festival-festival internasional untuk turut mendaftar. Begitu pula bagi film non cerita panjang (film pendek, film dokumenter, dan film animasi) yang belum rilis dan belum ditayangkan untuk umum.

Kelonggaran ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung dan berdampak pada jumlah penayangan film untuk umum. Syarat dan ketentuan lengkap pendaftaran dapat diakses di situs resmi FFI. 

Tahun ini, Komite FFI menambahkan empat kategori baru dengan penghargaan khusus, yaitu kategori kritik film dan kategori film, aktor, dan aktris terfavorit pilihan penonton.

Komite FFI bekerja sama dengan KAFEIN, asosiasi profesional yang terdiri dari para akademisi dan pengkaji film, akan menilai dan memberikan penghargaan khusus untuk kategori kritik film.

Proses pendaftaran telah dibuka sejak tanggal 26 Juli 2021 dan akan ditutup tanggal 31 Agustus  2021.

Komite FFI juga untuk pertama kalinya mengajak masyarakat umum pencinta film Indonesia untuk ikut memeriahkan FFI 2021 dengan memilih film, aktor, dan aktris terfavorit yang filmnya mereka saksikan sepanjang bulan Oktober 2020 sampai bulan Agustus 2021.

Mereka dapat memilih secara daring melalui situs resmi FFI mulai tanggal 1 September 2021 sampai tanggal 31 Oktober 2021. Pemenang kategori terfavorit pilihan penonton ini akan mendapatkan ‘Piala Usmar Ismail’ untuk kategori film terfavorit, ‘Piala Bambang Irawan’ untuk kategori aktor terfavorit, dan ‘Piala Chitra Dewi’ untuk kategori aktris terfavorit.

Penggunaan nama-nama tokoh perfilman tersebut adalah bentuk apresiasi atas karya dan kontribusinya kepada perfilman Indonesia.

Selain itu, Komite FFI juga melakukan penyempurnaan sistem penjurian yang telah ada sebelumnya dengan melibatkan asosiasi-asosiasi profesi perfilman Indonesia.

Sistem penjurian FFI 2021 disosialisasikan dan disempurnakan melalui tiga tahap, yaitu pertemuan langsung, pertemuan daring, dan masukan-masukan tertulis dari asosiasi-asosiasi profesi perfilman. Pertemuan langsung untuk mengenalkan dan membuka diskusi metode penjurian pada tanggal 27 Mei 2021 dihadiri oleh 42 orang perwakilan asosiasi dengan mayoritas perwakilan setuju dengan metode penjurian yang ditawarkan.

Pertemuan daring pada tanggal 5 Juli 2021 dihadiri oleh 31 orang perwakilan asosiasi dan mayoritas setuju dengan beberapa usulan masukan yang menjadi catatan untuk Komite FFI. Terakhir, masukan secara tertulis dari masing-masing asosiasi yang diterima sampai batas akhir tanggal 11 Juli 2021. 

Garin Nugroho sebagai ketua komite bidang penjurian menjelaskan bahwa, “Festival film bukan sekedar melahirkan proses kompetisi, tapi juga menjadi bagian membangun ekosistem perfilman dan peta membaca dinamika perfilman di Indonesia. Menyesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi perfilman Indonesia saat ini maka sistem penjurian.” Ungkap Garin

Sistem penjurian sendiri dibuat  berdasarkan tiga aspek penting, yaitu penghormatan kepada organisasi profesi film dengan proses dasar penjurian dilakukan melalui asosiasi-asosiasi perfilman, sistem penjurian tahap akhir untuk memilih pemenang terbaik menggunakan sistem dewan juri yang dilakukan oleh festival-festival film besar di dunia dan pernah dilakukan oleh FFI, “dan partisipasi masyarakat yang lebih luas dengan kategori kritik film dan kategori film, aktor dan aktris terfavorit pilihan penonton”,” lanjut Garin

Sementara itu, Direktur Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Hilmar Farid memberikan dukungannya terhadap sistem penjurian FFI tahun ini.

 “Dalam melakukan penilaian, tentu tidak dilakukan secara asal-asalan. Semua hal harus dipikirkan agar penilaian yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan optimal serta transparan. Oleh karena itu, tahun ini penilaian dilakukan secara bertahap bahkan juga melibatkan masyarakat umum pecinta film Indonesia untuk berperan aktif memilih film, aktor dan aktris favorit mereka.”

Must Read

Related Articles