Harry Visualizer a.ka Kak Harry adalah contoh illustrator yang gigih. Ia telah membuat lebih dari 20 konten Youtube, dengan judul “Belajar Gambar Imut”. Itu dilakukannya hanya dengan menggunakan handphone. Bahkan juga dalam proses editing.
“Punya acara menggambar di TV memang jadi impian saya. Saya ingin seperti Pak Tino Sidin jaman dulu,”’ kata Harry via wawancara daring.
Pak Tino Sidin memang guru gambar pertama Harry, “Dari kelas satu SD, saya setia menonton acara beliau di TVRI,” ujar Harry yang mengaku belajar otodidak dalam menggambar dan hanya “berguru” virtual pada Pak Tino.
Menurut pengakuan pria kelahiran Medan, 10 April 1978 ini, ia membuat konten Youtube, dengan konsep bermain, belajar dan bernyanyi. “Saya membangun karakter kakak yang lucu, menyenangkan dalam mengajar!”
Untuk project Youtube, Harry sama sekali tidak mengeluarkan budget. “Modalnya cuma handphone. Dan anak-anak pendukung acara adalah para keponakan, anak sendiri dan anak tetangga,” kata Harry yang pernah mengajar Estrakulikuler Menggambar selama lima bulan di SD Fransiskus Jakarta.
Dimulai Saat Covid 19 Merebak
Ide membuat konten Youtube dimulai dari tahun lalu. Saat Covid 19 merebak, di mana semua orang kehilangan job, sekaligus punya waktu banyak kosong.
“Di situ timbul lagi ide untuk mewujudkan mimpi punya acara menggambar di TV,” kata Harry.
Mulailah ia membuat konsep, melakukan pengambilan gambar juga mengedit video.
“Semua saya lakukan sendiri, termasuk menciptakan tagline “Kak Harry Mau Gambar apa, ya?” yang muncul di setiap kali acara!”
Harry sebetulnya sejak lama dikenal publik memiliki keahlian menggambar. Pada tahun 2009, ia muncul mengisi acara menggambar di ANTV, lewat STARKID. Acasra sepanjang 21 episode dipandu pula oleh Asti Ananta.
Harry mengaku membuka karier profesional sebagai illustrator setelah lulus SMA Bina Dharma 2 Bandung, pada 1998.
“Saya mulai bekerja sebagai ilustrator buku pelajaran di Grafindo, Bandung,” kata Harry. Setelah itu, pada tahun 2000, ia hijrah ke Jakarta. Kemudian berpindah banyak tempat kerja. Dari koran Republika, berpidah lagi, sampai kemudian mendarat di perusahaan periklanan ternama, Ogilvy.