Yon Koeswoyo Wafat

- Advertisement -

Koesyono Koeswoyo atau dikenal dengan nama Yon Koeswoyo (lahir di Tuban, Jawa Timur, 27 September 1940 – meninggal  hari ini (5 Januari 2018)  pada umur 77 tahun di  rumahnya di Pamulang, Tangerang Selatan. Penyanyi sekaligus gitaris anggota band legendaris Koes Plus (sebelumnya bernama Koes Bersaudara) ini meninggalkan empat orang anak   yakni, Gerry Koeswoyo, David Koeswoyo (dari pernikahan dengan Damiana Susi),  Kenas Koeswoyo dan Bela Aron Koeswoyo dari  pernikahan dengab Bonita Angela).


Yon  merupakan anak keenam dari Sembilan  bersaudara putera pasangan Raden Koeswoyo dan Rr. Atmini asal Tuban Jawa Timur. Masa kecil Yon dilalui di Tuban, Jawa Timur bersaudara saudara-saudaranya. Pada tahun 1952, keluarga Koeswoyo pindah ke Jakarta mengikuti mutasi ayah  mereka yang berkarier hingga pensiun sebagai pegawai negeri di Kementerian Dalam Negeri. Di Jakarta mereka sekeluarga menempati rumah di Jalan Mendawai III, No. 14, Blok C, Kebayoran baru, Jakarta Selatan.

Dalam formasi Koes Bersaudara  ( aktif dari 1960 – 1966 ) hingga Koes Plus dengan masuknya drummer Murry pada 1967, Yon Koeswoyo adalah penyanyi utama disamping memegang alat musik rhythm gitar. Sesungguhnya dalam Koes Plus,  hampir semua personil Yok, Tony, Muurry mendapat kesempatan bernyanyi. Namun yang paling dominan dan mendapat porsi menyanyi memang Yon.  Bisa dikatakan hampir 90 persen lagu hits Koes Plus yang kebanyakan diciptakan Tony Koeswoyo itu, menggunakan suara Yon. Simak pada “Derita” , “Manis Dan Sayang”, “Senja”, “Cintamu Telah Berlalu dan ratusan lagu Koes Plus dan Koes Bers lainnya

Selain menyanyi, Yon juga mengeluarkan kreativitasnya  dalam menulis lagu. Salah satunya terdengar dalam lagu berjudul “Hidup Yang Sepi”. Lagu itu lahir ketika Yon benar-benar sepi sebagai pria lajang tanpa kekasih. Di antara saudaranya, Yon termasuk yang telat menikah. Lihatlah bait lirik yang berusu jeritan hati yang ditulisnya :

Hidupku selalu sepi
Menjerit dalam hatiku
Ku hibur selalu diriku
Bernyanyi sedih dan pilu

Reff:
Matahari kan bersinar sayang
Mendung kan tertiup angin
Burung-burung kan bernyanyi sayang
Menghibur hati yang sedih
Hujan pun akan berhenti sayang
Alampun kan berseri

Bila saja telah tiba
Hatiku tambah sengsara
Tapi tetap ku bernyanyi
Walau malam telah sepi

Di luar lagu yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadinya itu,  ada pula lagu  ciptaan Tony Koeswoyo yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi Yon.  Judulnya “Andaikan Kau Datang”. Menurut Wikipedia dalam pengakuannya kepada Kick Andy show di stasiun televisi MetroTV pada tahun 2008, terkuak bahwa cinta sejati Yon hinggap pada perempuan bernama Susy Nander.  Ia merupakan pemain drum band wanita Dara Puspita.  Sayangnya  ketika cinta sedang menyala-nyala, Dara Puspita harus melanglang ke manca negara. Cinta mereka akhirnya kandas karena harus berjarak.

Solo Album Sarat Kritik Sosial

Di tengah masa vakum Koes Plus, pada 1981 Yon sempat merilis album solo. Dengan seizin Tony ia mengeluarkan album bertajuk “Lantaran”. Yon dibantu oleh seorang pencipta lagu Harry Cahyono. Album produksi Sky Record ini berisikan materi 10 lagu. 8 di antaranya ditulis Harry Cahyono (Antara lain : “Lantaran”, “Senandung Malam”, “Jakarta”, dan “Tuan-Tuan”) dan dua lagu karya Yon Koeswoyo yaitu “Kota Sunyi” dan “Kesan”.

Sebagian besar lagu dalam album ini berisi kritik sosial yang disampaikan dengan bahasa abstrak dan tak mudah langsung dicerna. Tidak seperti karya-karya Koes Plus yang sekali dengar langsung dipahami maknanya. Peran Harry Cahyono dengan karya yang sarat kritik sosial ini berulang pada sekitar 27 tahun kemudian pada tahun 2008, melalui album solo Yon Koeswoyo berikutnya yang berjudul “Song of Porong”.

Saat itu popularitas Koes Plus sedang menurun pasca kematian Tonny Koeswoyo, kehidupan keluarga Yon juga sedang sulit. Untuk menghidupi keluarga, Yon mencoba hidup dengan usaha jual-beli mobil dan penghasilan dari menyewakan rumahnya.

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -