Minggu, Mei 25, 2025

Rockafellas dan Rockjam Hidupkan Kembali Skena Musik Rock Klasik Lewat 31 Lagu Legendaris

Dua band tribute, Rockafellas dan Rockjam, sukses mengguncang panggung Fat & Sim dalam edisi ke-12 Rockafella’s Silaturrockmi, membawakan total 31 lagu rock legendaris dalam satu malam penuh nostalgia (23/05/25). Konser ini menjadi ajang perayaan kejayaan musik rock klasik, menghidupkan kembali karya-karya monumental dari nama besar seperti Yngwie Malmsteen, Rainbow, Black Sabbath, hingga Ozzy Osbourne, lengkap dengan aransemen yang setia pada versi orisinal.

Sebagai pembuka, Rockafellas langsung menggebrak lewat lagu ‘Save Our Love’ (1990) dari Yngwie Malmsteen. Dilanjutkan dengan ‘I’m My Own Enemy’ (1994) dan instrumen eksplosif ‘Evil Eye’ (1984), penampilan mereka semakin mengesankan berkat aksi ciamik dari gitaris pengganti Youslam, yang malam itu mengisi posisi Coky Sitohang.

Dengan formasi Joe Silitonga, Mando GrassRock, Riffy Putri, Adhytia Perkasa, Sonny Bibonx, dan Youslam, Rockafellas berhasil menghidupkan semangat era 80-an dengan lagu-lagu seperti ‘I’ll See the Light Tonight’ (1984) dan ‘Dreaming (Tell Me)’ (1988). Lagu cepat ‘Rising Force’ (1984) turut membakar suasana, diakhiri dengan kejutan berupa ‘Lost in Hollywood’ (2005) dari System of a Down, menambah variasi dalam nuansa heavy metal modern.

Memasuki sesi kedua, Rockjam mengambil alih panggung dengan kekuatan penuh. Diperkuat Adhytia Perkasa, Wahyu, Bimbim, dan Adhi, mereka menyuguhkan deretan lagu-lagu ikonik dari Black Sabbath dan Ozzy Osbourne. Mulai dari ‘War Pigs’ (1970), ‘Iron Man’ (1970), ‘Paranoid’ (1970), ‘Children of the Grave’ (1971) hingga ‘Sabbath Bloody Sabbath’ (1973) dan ‘Supernaut’ (1972), semuanya dibawakan dengan energi dan presisi.

Sesi berlanjut ke era solo Ozzy Osbourne dengan deretan lagu klasik seperti ‘Crazy Train’ (1980), ‘Mr. Crowley’ (1980), ‘No More Tears’ (1991), dan ‘Mama, I’m Coming Home’ (1991). Dengan total 26 lagu dalam dua sesi penampilan, The Classic Rockjam sukses membawa suasana kembali ke masa keemasan rock.

Seluruh konser ini merupakan hasil persiapan selama dua bulan, ditunjang oleh sound system dan pencahayaan dari ESP, serta dukungan sponsor untuk kostum para musisi. Promosi melalui media sosial dan grup WhatsApp turut menarik perhatian komunitas, terutama dari kalangan musisi dan gitaris.

Adhytia Perkasa dalam komentarnya menyatakan bahwa konser seperti ini membuka peluang kolaborasi lebih luas. “Kami membuka kemungkinan untuk berkolaborasi dengan band-band lain yang ada, demi memperluas jejaring dan memperkuat eksistensi konsep ini di kancah festival musik yang lebih besar,” ujarnya.

Lebih dari sekadar konser, perhelatan ini menjadi momentum kebersamaan yang membangkitkan semangat untuk menghidupkan kembali ekosistem musik live, khususnya di segmen rock klasik. Format panggung yang bergiliran dirancang agar seluruh penonton bisa menikmati setiap detik penampilan secara optimal.

Dengan semangat yang membara, Rockafellas dan Rockjam membuktikan bahwa musik rock klasik bukan sekadar kenangan masa lalu, tetapi masih memiliki tempat istimewa di hati para penggemarnya. Mereka pun bertekad melanjutkan konsep ini ke berbagai kota dan festival besar di masa mendatang. XPOSEINDONESIA/IHSAN

More Pictures

  • RockJam
  • RockJam
  • Adhitya perkasa
  • RockJam
  • Riffy Utami
  • Rockafellas
  • Rockafellas
  • Rockafellas
  • Rockafellas
  • Rockafellas

Must Read

Related Articles