Keunggulan Indonesia di mata dunia adalah kesenian tradisinya. Sanggar Seni Gema Citra Nusantara (GCN) mempelajari bahkan memodernisir seni tradisi. Bekerjasama dengan Kiny Tours yang memiliki lisensi Internasional, kolaborasi ini membawa nama Indonesia ke Pentas Seni Dunia.
Kebanggaan Indonesia
Tak ada satu negara pun di dunia yang memiliki kekayaan produk seni dan budaya seperti Indonesia, di bidang musik, tari, kesenian tradisi, produk fashion, peninggalan budaya seperti candi, dan banyak lainnya. Ribuan jumlahnya, bisa jadi destinasi wisata, “ kata etnomusikolog Franki Raden, yang pernah bekerjasama dengan GCN ambil bagianpada Jeonju International Arts Festival, Korea, Oktober 2014. Salah satu festival seni terbesar di Asia.
“Yang dimiliki Indonesia di bidang seni tradisi itu, unggul di persaingan global. Gema Citra Nusantara yang punya misi melestarikan dan mengembangkan seni tradisi, memberi edukasi pada masyarakat luas, ternyata lewat seni pun bisa memperkuat NKRI, “ sambung Rully Chairul Azwar, mantan Ketua Komisi X DPR Pak Rully aslinya ‘seniman banget’, karena pernah memiliki album rekaman, salah satu lagu ciptaannya dinyanyikan Nicky Astria.
Ketua Umum GCN, Mira Marina Arismunandar menjelaskan, “Visi GCN, menjadikan generasi muda sebagai individu yang berbudaya, misinya menggelar berbagai kegiatan yang didalamnya mencakup nilai-nilai budaya Indonesia, misalnya tari, musik, dan kostum daerah.
GCN juga mengadakan kegiatan pengajaran di sekolah-sekolah, di komunitas anak muda yang interes di bidang seni budaya, secara gratis, Tapi, jika mendapat undangan pementasan maupun kompetisi, terutama di luar negeri, orang tua siswa harus ikut membiayai, sehingga kami tidak harus disibukkan cari sponsor yang besar,”
Sebagai Sanggar Seni, GCN memiliki nomor tari yang menjadi unggulannya dalam pentas di Indonesia dan LN, antaralain dari Aceh, Sumatera Barat, Melayu, Betawi, Jawa Barat, Bali, Kalimantan, Sumatera Selatan, dan beberapa tarian yang menjadi beda, setelah dimodivikasi oleh koreografernya, Mira Arismunandar, misalnya Tari Kipas atau tari asal Aceh. Mira adalah Alumni Sospol Unpad, puteri mantan Rektor ITB dan Mendikbud Wiranto Arismundandar
Untuk melatih tari Aceh, Mira biasanya mengajak sang Guru tari Aceh, Marzuki atau biasa disebut Pak Juki. “Kalau kita membawa kesenian ke luar negeri selalu mendapat tanggapan hebat. Jika kita ikut festival tari, dipastikan menang dan mengharumkan nama bangsa. Namun, di negerinya sendiri, tarian kurang mendapat dukungan,” ungkap Pak Juki dengan tercekat dalam oress conference GCN di Jakarta Selatan, 29/06.
Untuk sampai ke LN, GCN dapat rekomendasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (waktu kabinet SBY), Kemendikbud, Djarum Bakti Budaya, dan tak kalah menarik, kerjasama GCN dengan Kiny Tours, perusahaan travel agent yang juga memiliki interes di bidang seni budaya.
“Kiny Tours punya visi dan misi yang sama dengan GCN, mengangkat budaya Indonesia ke pentas dunia. Untuk sampai pada tingkat dunia macam itu, Kiny Tours mengurus sendiri untuk menjadi member International Organization of Folk Art dan member European Association of Folklore Festival.
Untuk menjadi anggota dari organisasi ini, persetujuannya datang dari UNESCO. Dengan begitu, jika ada undangan tampil di LN untuk GCN atau Kiny Tours diminta menyiapkan penari atau pemusik buat tampil di festival seni di LN, Kiny Tours dan GCN mudah bekerjasama. Ini amat membanggakan Indonesia, karena rombongan artis yang dibawa GCN dan Kiny Tour, sering menang dalam kompetisi di luar negeri, “ kata Kiki Puspita Sari, Direktur Kiny Tours.
Galang Budaya Nusantara
Sanggar Gema Citra Nusantara ( GCN ) didirikan tahun 2004 oleh Mira Arismunandar, Dicky S, Andini Karissa, Indah Alamanda dan Karina Laksminingrum, memiliki kegiatan Galang Budaya Nusantara, yakni aktivitas melestarikan kebudayaan tradisi dan menanamkan rasa cinta pada nilai budaya Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah, dari SD sampai SMA sederajad atau kelompok masyarakat yang interes di bidang seni, khususnya tari. Team kreatif GCM, menghubungi sekolah-sekolah, mengajar tari, musik, sampai mengantarnya mengikuti festival atau kompetisi seni di luar negeri.
“Dengan SMP Al Ikhlas, kami menjadi juara I di Superdance from Folk to Modern di St Petersburg, Rusia, ini kerjasama pertama dengan Kiny Tours, saya sebagai Art Director-nya, “ kata Mira Arismunandar. Ibu tiga puteri yang juga penari : Karina, Karissa dan Kirana ini adalah isteri seorang Diplomat yang bertugas di KJRI Sydney, Dicky Soerjanatamihardja, MA. Dicky juga bertugas sebagai Anggota dewan Pembina GCN bersama Rully Chairul Azwar, TrIesna Jero Wacik dan Marzuki Hasan. Dengan SMP Al Ihlkas pula, Mira selaku Art Director memenangi XX International Dance Festival Gorzow, 2013, Polandia.
Dalam kelompok tari ini, ada seorang penyanyi dan penari yang populer lewat Swittins Girlband, yakni Cinta Swittins, puteri instruktur musik Elsa Sigar. Pada tahun 2012, dengan SD Islam Al Ikhlas, selaku Pelatih Tari, memenangi Juara I Grand Prix de Folklore 23, International Dance Festival for Children, di Damgarten, Jerman.
Sekolah lain yang pernah membuka kerjasama degan GCN dengan Mira Arismunandar sebagai pelatih tari adalah SMA Bakti Mulya, SMA I Pamijahan – Bogor, SMA Cendrawasih Jakarta, SMA 24, MTS Pamulang, Mira juga menjadi Staf Pengajar di Institut Musik Daya Indonesia.