HaloPuan Mulai Masuk Kampus

Bersama IMM Adakan Workshop Stunting di Universitas Muhammadiyah Bandung

- Advertisement -
- Advertisement -

HaloPuan dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Barat memulai kerja sama dalam edukasi stunting di kalangan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Bandung, Kota Bandung, pada Kamis, 24 November 2022.
Edukasi ini dikemas ke dalam bentuk workshop tentang bagaimana menjaga asupan gizi seimbang di kalangan anak muda dan mengolah daun kelor menjadi asupan tambahan yang enak dimakan.

Kegiatan dari lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani tersebut diberi tajuk “Workshop Mahasiswa Peduli Stunting: Mengolah Daun Kelor Menjadi Asupan Super” ini, diikuti oleh 150 mahasiswa dari berbagai tingkatan dan jurusan.

Rektor Universitas Muhammadiyah, Herry Suhardiyanto, hadir sekaligus membuka kegiatan. Herry mengatakan, stunting merupakan persoalan penting di Indonesia dan dipicu oleh banyak faktor. Berbagai upaya perlu dilakukan, termasuk di antaranya menyadarkan berbagai pihak mengenai pentingnya langkah-langkah pencegahan yang terarah untuk mengatasi stunting.

- Advertisement -

“Terima kasih kepada HaloPuan yang telah concern mengenai hal ini, dan kepada mahasiswa saya harapkan dapat ambil bagian dalam upaya bergerak bersama warga untuk menyadarkan pentingnya gizi agar tidak terjadi lost generation,” papar Herry.

Herry juga mengatakan Universitas Muhammadiyah Bandung sudah mulai melakukan riset mengenai kelor. Dia pun berharap gagasan HaloPuan perihal kelor sebagai asupan dalam mengatasi stunting bisa makin menarik perhatian kepada tanaman yang banyak tumbuh di Nusantara ini.

Sementara itu, dosen bioteknologi Universitas Muhammadiyah Bandung, Luthfiah Hastiani Muharram, yang tampil sebagai narasumber menjelaskan persoalan malnutrisi di usia remaja, termasuk kekurangan energi kronik, anemia, dan obesitas. Dia memerinci beberapa faktor penyebabnya, antara lain kebiasaan tidak sarapan, kebiasaan kurang mengonsumsi sayuran, serta kebiasaan mengonsumsi makanan berpemanis dan berpenyedap rasa.

- Advertisement -

Semua itu bersumber pada pola makan yang keliru. Luthfiah karenanya mengingatkan mahasiswa tentang pentingnya memperhatikan asupan dengan mengutip sebuah ayat dalam Al-Quran Surah ‘Abasa, Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.

Tim HaloPuan menjelaskan mengapa mereka menjadikan kelor sebagai asupan alternatif dalam mengatasi stunting. Tim HaloPuan mengatakan sekitar 32 persen remaja di Indonesia mengalami anemia, atau kondisi kekurangan sel darah merah yang sehat. Ini salah satu faktor awal terjadinya kasus stunting.

Sementara itu, daun kelor memiliki kandungan mikronutrisi yang sangat kaya, terutama zat besi. Zat besi bisa membantu tubuh membentuk sel-sel darah merah. Alhasil, mengonsumsi daun kelor secara rutin bisa mencegah kondisi anemia.

Tim HaloPuan kemudian memeragakan bagaimana mengolah daun kelor menjadi bubuk, agar bisa diolah menjadi berbagai menu makanan yang bisa dinikmati. Setelah dipisahkan dari ranting dan dahannya, daun kelor dicuci bersih dan dijemur dalam suhu ruangan hingga tiga sampai lima hari. Daun yang sudah kering kemudian digiling dengan grinder atau blender.

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -