Di bulan September, ada peringatan ulang tahun penyanyi legendaris Chrisye (almarhum). Ia lahir 16 September 1949 dan wafat 30 Maret 2007). Di bulan September pula, ada peringatan 30 tahun usia Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC).
Pada dua moment peringatan itu, akan digelar konser “Chrisye Live by Erwin Gutawa” pada 30 September 2022, pukul 20.00 WIB di Plenary Hall Balai Sidang Jakarta Convention Center.
“Dalam konser ini, akan ditampilkan suara asli Chrisye dipadu dengan tehnik multimedia, yang memperlihatan video Chrisye bernyanyi, diiringi musik yang dimainkan secara live,” kata Erwin Gutawa dalam press conference acara ini di Kakatua Room, JCC, 6 September 2022.
“Teknologi digital musik yang semakin maju, pentas macam ini sudah biasa dan menjadi mudah dilakukan,” kata Erwin.
“Berbeda dengan kondisi teknologi, ketika kami melakukannya pertama kali pada 2012 lewat Pentas Kidung Abadi Chrisye,” lanjut Erwin.
Konsep konser musik ini memang berbeda dari yang pernah ada. Mungkin, bisa jadi, Erwin Gutawa menjadi orang pertama di dunia yang memanggungkan pentas musik sesorang penyanyi yang sudah wafat dan “menghidupkannnya” kembali di atas panggung. Dan membuat penonton yang melihatnya tetap merasakan sosok sang penyanyi legendaris “ada” di atas panggung.
Konsep panggung semacam ini sebetulnya dimunculkan pertama kali oleh Erwin Gutawa lewat pentas Kidung Abadi pada 2012. Konser itu dibuat dalam rangka memperingati lima tahun kepergian Chrisye. Dan digelar juga di Balai Sidang JCC.
Konsep panggung “Chrisye Live by Erwin Gutawa” sesungguhnya juga pernah dipentaskan beberapa kali yakni lewat Syncronize Festival (2019), Java Jazz (2020) dan di Sabuga Bandung (2020)
Balai Sidang Tempat Sejarah
Dalam catatan waktu, Balai Sidang JCC sebagai venue pertunjukan besar yang bersejarah di Indonesia. Ia menjadi tempat yang sangat representatif dalam memenuhi persyaratan sebuah pertunjukan besar lokal maupun internasional.
Balai Sidang JCC juga mempunyai nilai historis dalam perjalanan karier dari penyanyi legendaris Chrisye (alm) dan juga Erwin Gutawa.