Kurma identik dengan bulan Ramadan karena beberapa alasan utama, baik dari segi agama, kesehatan, maupun budaya. Berikut adalah penjelasan detailnya:
1. Dianjurkan dalam Islam
Kurma memiliki hubungan erat dengan ajaran Islam. Nabi Muhammad ﷺ sangat menganjurkan berbuka puasa dengan kurma, sebagaimana dalam hadis:
“Apabila salah seorang di antara kalian berbuka puasa, hendaklah ia berbuka dengan kurma, karena kurma itu mengandung berkah. Jika tidak mendapatkan kurma, maka berbukalah dengan air karena ia mensucikan.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
2. Kaya Nutrisi dan Memberikan Energi Cepat
Saat berpuasa, tubuh mengalami penurunan kadar gula darah. Kurma mengandung gula alami (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) yang cepat diserap tubuh, memberikan energi instan setelah seharian berpuasa.
Selain itu, kurma kaya akan serat, vitamin (seperti B6 dan K), serta mineral (kalium, magnesium, dan zat besi) yang membantu tubuh tetap sehat selama Ramadan.
3. Mudah Dicerna
Kurma memiliki tekstur lembut dan mudah dicerna, sehingga tidak membebani sistem pencernaan yang sudah beristirahat selama berpuasa.
Di Timur Tengah, kurma menjadi makanan pokok saat Ramadan dan banyak dijual dalam berbagai varian serta kemasan spesial.
Kurma juga menjadi hadiah khas Ramadan yang sering diberikan kepada keluarga, teman, atau fakir miskin sebagai bentuk sedekah.
Permintaan kurma meningkat tajam saat Ramadan, sehingga banyak pedagang menyediakan stok besar di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kurma juga sering menjadi bagian dari paket sembako Ramadan atau hampers lebaran.
Karena alasan-alasan di atas, kurma menjadi simbol Ramadan yang tidak hanya memiliki nilai religius, tetapi juga manfaat kesehatan dan nilai budaya yang kuat.
Dan menjelang Ramadan, terlihat calon pembeli memilih kurma di pasar Tanah Abang Jakarta, Sabtu (22/2/2025).
Jelang seminggu memasuki bulan Ramadhan, Pedagang kurma di kawasan tersebut mulai ramai pembeli yang mencari kurma untuk hidangan berbuka puasa. Foto : XPOSENDONESIA /Dudut Suhendra Putra
