Di usianya yang baru akan genap 10 tahun pada November mendatang, Muhammad Fadhl Abbas Wibowo sudah melaju jauh lebih cepat dari kebanyakan anak seusianya — baik di lintasan gokart maupun dalam hal kedewasaan sikap.
Namun di balik helm dan seragam balapnya, Muhammad tetaplah anak kelas 4 SD Cita Buana, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang ceria, sopan, dan dikenal sangat rendah hati.
Kecil-kecil Juara Asia
Nama Muhammad Fadhl mulai mencuri perhatian ketika ia berhasil menjuarai ajang Gokart Asia di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat. Dalam kejuaraan yang diikuti pembalap muda dari berbagai negara itu, ia tampil gemilang, menunjukkan konsistensi dan determinasi luar biasa hingga akhirnya berdiri di podium tertinggi — membawa nama Indonesia ke panggung internasional.
Atas prestasinya, pihak sekolah menganugerahkan penghargaan khusus sebagai Siswa Berprestasi Internasional yang diserahkan langsung oleh Kepala Sekolah SD Cita Buana, Julianti Hadi Purnami, di upacara sekolah yang penuh tepuk tangan dan sorak bangga dari teman-temannya.
“Prestasi Muhammad menjadi bukti nyata bahwa semangat, disiplin, dan kerja keras dapat membawa hasil luar biasa. Ia tidak hanya mengharumkan nama sekolah, tetapi juga Indonesia,” ujar Julianti.
Menuju Italia: Tantangan Baru di Rok Cup Superfinal
Kini, Muhammad tengah bersiap menghadapi tantangan berikutnya — Rok Cup Superfinal di Italia pada 14–18 Oktober 2025, ajang bergengsi yang mempertemukannya dengan para pembalap muda terbaik dunia.
Meski sibuk berlatih, ia tetap berkomitmen menjaga prestasi akademik. “My biggest competitor is myself. Aku harus selalu menjadi lebih baik dari diriku yang sebelumnya di setiap race,” katanya dengan mata berbinar.
Guru wali kelasnya, Kanina Pramesi, menyebut Muhammad sebagai role model bagi teman-temannya.
“Dulu sempat tertinggal pelajaran karena latihan, tapi ia datang lebih awal ke sekolah untuk mengejar. Semangatnya luar biasa, dan ia tetap sopan serta ramah kepada semua orang,” ujarnya.
Anak Dermawan yang Tidak Lupa Berbagi
Di balik prestasinya yang mengilap, Muhammad tetap dikenal rendah hati dan suka berbagi. Setiap Lebaran, misalnya, ia punya kebiasaan sederhana namun bermakna — memberikan hadiah berupa alat tulis kepada anak-anak staf sekolahnya.
“Ia anaknya cukup generous. Support staff di sekolah dekat dengan dia. Dia tidak hanya dekat dengan guru, tapi juga staf,” tutur Ibu Julianti sambil tersenyum.
Sementara Muhammad sendiri hanya tersenyum malu saat ditanya untuk apa hadiah yang ia dapat dari lomba biasanya digunakan.
“Biasanya uangnya ditabung,” ujarnya singkat.
Tetap Anak-anak, Tetap Bahagia
Sejak masuk Cita Buana di masa pandemi, Muhammad dikenal sebagai anak yang ceria, terbuka, dan punya semangat tinggi. Sekolah pun berkomitmen menjaga keseimbangan antara prestasi dan kebahagiaannya.
“Kami ingin Muhammad tetap menjadi anak seusianya — gembira, seimbang, dan merasa didukung sepenuhnya,” ujar Julianti.
Di tengah deru mesin dan kecepatan di lintasan, Muhammad Fadhl Abbas Wibowo tumbuh bukan hanya sebagai pembalap muda berprestasi, tapi juga anak yang berhati besar. Dari podium hingga ruang kelas, dari helm balap hingga alat tulis sederhana, ia menunjukkan bahwa kecepatan sejati tak hanya diukur dari waktu di lintasan — tetapi juga dari ketulusan hati yang menyertai setiap langkahnya. XPOSEINDONESIA Foto: Dudut Suhendra Putra dan Dok Pri.