“Program G-CINC mendatangkan para pakar dari berbagai negara untuk ‘sharing’ pengalaman dan ‘expertise’ di bidang ekonomi kreatif,” katanya.
Pada kesempatan kali ini, G-CINC berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Havana, Kuba, menggelar expert series di Ambon yang telah dinobatkan sebagai kota musik oleh UNESCO. Dubes RI untuk Kuba, Nana Yuliana, mengharapkan melalui event ini dapat terjalin kerja sama Ambon dan Havana, tidak hanya melalui musik, namun juga bidang perdagangan dan Pendidikan.
Dubes Kuba di Indonesia juga menyambut baik kegiatan ini sebagai bentuk pertukaran praktik kebudayaan dan musik antara kedua negara yang sudah bersahabat selama kurang lebih 60 tahun.
“Kerja sama antara Ambon dan Havana (Ibukota Kuba) harus menjadi contoh kerja sama masa depan bagi industri musik, keduanya menjadi gambaran bagaimana musik dapat bergerak dan mengubah masyarakat. Industri musik Indonesia kurang lengkap dan bersemangat tanpa Ambon, begitu juga Kuba tanpa Havana, mari sama-sama jadikan momentum hari musik dunia sebagai momentum untuk berkolaborasi dan bangkit dari pandemi,” ujarnya. XPOSEINDONESIA. Foto :Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf
Hari musik dunia jatuh setiap tanggal 21 Juni. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, ingin menjadikan hari musik dunia sebagai momentum untuk kebangkitan industri ekonomi kreatif dan industri musik di Tanah Air, dengan berinovasi dan beradaptasi di tengah pandemi.
Ini dikatakan Menparekraf Sandiaga Uno saat Webinar ‘Global Center of Excellence for International Cooperation and Creative Economy’ (G-CINC) Expert Series: “Resilient Ecosystem, Stronger Crescendo” yang digelar secara hybrid dari Ambon, Senin (21/6/2021).
Menurut Sandiaga, pandemi telah membuat kebiasaan hidup berubah, termasuk cara melakukan bisnis. Yang semula konvensional beralih ke digital. Hal serupa juga dialami berbagai subsektor ekonomi kreatif di Tanah Air, salah satunya industri musik.