Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tidak setuju dengan kebijakan sejumlah pemerintah daerah yang berencana membatasi atau meniadakan kegiatan study tour bagi pelajar.
Hal ini diungkapkan Sandiaga dalam wawancara door stop di Badung, Bali, pada Kamis (16/5/2024).
Menurut Sandiaga, pelaksanaan study tour tidak hanya menguntungkan ekonomi pariwisata lokal, tetapi juga sebagai salah satu media pembelajaran yang menyenangkan bagi para siswa.
“Saya tidak setuju dan saya memberikan pernyataan yang cukup keras bahwa study tour ini memberikan experience learning, bagian dari pada pola pendidikan yang tuntas dan juga pola pendidikan yang memberikan pengalaman yang akan meninggalkan kenangan bagi para pelajar,” kata Sandiaga.
Adapun sejumlah pemerintah daerah melarang dan membatasi perjalanan study tour siswa.
Di antara daerah tersebut adaah lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Kuningan, Pangandaran, Cirebon, Depok, Bogor, Cimahi, Tangerang Selatan, dan Jawa Tengah.
Kebijakan itu diambil imbas kecelakaan maut yang melibatkan bus rombongan siswa SMK Linggar Kencana Depok dengan beberapa kendaraan lain di wilayah Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).
Kecelakaan tersebut menyebabkan 11 orang meninggal dunia. Sembilan orang di antaranya meninggal di tempat kejadian, sementara dua lainnya meninggal di rumah sakit.
Sandiaga mengatakan pemerintah daerah seharusnya turun tangan untuk memastikan standar penggunaan transportasi untuk sekolah-sekolah yang hendak melaksanakan study tour.
Sebab, Indonesia saat ini tengah menjadi salah satu tempat favorit untuk dikunjungi bagi para mahasiswa dan pelajar dari luar negeri dalam rangka study tour.
” Bukan study tour itu yang harus disalahkan tapi penyelenggaraan study tour yang melibatkan fasilitas transportasi yang tidak laik operasi, kesigapan dari SDM seperti pengemudi dan kernetnya yang tidak prima. Ini yang perlu kita susun sertifikasi dan tindak tegas penyalahgunaannya,” Â ujar Sandiaga. XPOSEINDONESIA Foto : Birkom Kemenparekraf