Jumat, Februari 21, 2025

Menparekraf Dorong Kolaborasi Pentahelix untuk Kembangkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan di ITO 2025

Kecil Besar

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, membuka Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2025 dengan mengajak seluruh unsur pentahelix, yakni akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media, untuk berkolaborasi dalam pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Acara yang diselenggarakan di Hotel Aston Kemayoran, Jakarta, pada Kamis (10/10/2024) ini menjadi ajang diskusi penting dalam memetakan arah masa depan pariwisata Indonesia.

Dalam sambutannya, Menparekraf menegaskan bahwa tren pariwisata global semakin mengarah pada wisata yang bersifat personal, disesuaikan dengan preferensi lokal, dan berukuran kecil. Tren ini, menurutnya, harus diadopsi oleh para pelaku pariwisata di Indonesia. Ia juga mengapresiasi langkah Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwarparekraf) yang mengangkat tema “Integrasi Blue-Green-Circular Economy (BGCE) dan Artificial Intelligence (AI) Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia” pada ITO 2025.

Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa sektor pariwisata Indonesia terus menunjukkan tren positif. Data kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencatatkan pertumbuhan signifikan, di mana sepanjang periode Januari hingga Agustus 2024, jumlah kunjungan wisman mencapai 9,09 juta, meningkat 20,38 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.

Selain itu, wisatawan nasional (wisnas) juga mengalami lonjakan dengan total kunjungan mencapai 5,99 juta sepanjang Januari hingga Agustus 2024, atau naik 19,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kondisi ini mencerminkan besarnya potensi sektor pariwisata dalam mendukung perekonomian nasional, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan wisata yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Sandiaga.

Ia menambahkan bahwa peningkatan performansi sektor pariwisata ini juga didukung oleh adopsi teknologi digital dan inovasi dalam mengintegrasikan konsep pariwisata berkelanjutan. Transformasi digital menjadi krusial bagi pelaku pariwisata untuk tetap relevan di era modern.

Sandiaga Uno mengutip laporan World Economic Forum (WEF) yang dirilis pada 21 Mei 2024, yang menempatkan Indonesia dalam daftar 10 negara dengan kinerja Travel & Tourism Development Index (TTDI) terbaik sejak 2019, dengan peningkatan skor sebesar 4,5 persen. Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-22 dari 119 negara, mengungguli Belgia. Di kawasan Asia-Pasifik, Indonesia berada di peringkat ke-6 dan peringkat ke-2 di ASEAN.

“Capaian ini tidak lepas dari kolaborasi kuat antara seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata, baik dari akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, hingga media,” jelas Sandiaga.

Sandiaga juga menekankan pentingnya adopsi teknologi modern, termasuk Artificial Intelligence (AI), sebagai bagian dari transformasi digital yang harus segera diterapkan oleh para pelaku pariwisata di Indonesia. Menurutnya, AI dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mempromosikan konsep pariwisata yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, konsep ekonomi berkelanjutan yang mencakup Blue Economy, Green Economy, dan Circular Economy (BGCE) juga semakin relevan dalam pengembangan pariwisata masa depan. “Integrasi konsep Blue-Green-Circular Economy dengan teknologi AI merupakan langkah penting dalam mewujudkan pariwisata yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” ujar Sandiaga.

Ketua Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwarparekraf), Pasha Yudha Ernowo, dalam sambutannya mengungkapkan harapannya bahwa diskusi di ITO 2025 ini dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret untuk mendukung pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Ia juga berharap adanya sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.

“Mari kita bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam pariwisata berkelanjutan dengan dukungan inovasi teknologi dan praktik ekonomi yang berkelanjutan,” kata Pasha.

Acara ITO 2025 juga menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka. Pada sesi pertama, Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, Agustini Rahayu, menegaskan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, pemerintah akan fokus pada pengembangan destinasi pariwisata yang berkualitas sesuai dengan preferensi pasar. Hal ini mencakup penerapan Blue-Green-Circular Economy serta pembangunan infrastruktur hijau yang mendukung sektor pariwisata.

Must Read

Related Articles