Jumat, Januari 24, 2025

Menpar Hadiri Penutupan Pameran Akhir Tahun Keraton Yogyakarta “Parama Iswari”Bersama Sri Sultan HB X

Menukil situs resmi Keraton Yogyakarta Hadiningrat, pameran “Parama Iswari’ dihadirkan dalam sembilan babak kisah para permaisuri Keraton Yogyakarta. Pada bagian pertama, pengunjung disambut dengan ruang imersif cerita pengkerdilan wanita. Kemudian akan melanjutkan laku kuasa GKR Kadipaten yang begitu andal dalam keprajuritan Langenkusuma dan kesenian melalui perangkat gamelan Kanjeng Nyai Marikangen.

GKR Sultan juga dikisahkan sebagai sosok diplomat ulung yang mampu menjadi garda kepulangan Sri Sultan Hamengku Buwono II dari pengasingan di Saparua.

GKR Kencana sebagai wujud kuasa politik akan menyambut pengunjung di Gedhong Sarang Baya, yang kuasanya diejawantahkan melalui kacu abrit.

Pengelolaan keuangan menjadi salah satu yang perlu disoroti, dua pelanggengan permaisuri melalui GKR Ageng permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono VI dan GKR Kencana permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono VII menjadi pengatur dan pengelola keuangan yang bijak dan terumpun.

Kehidupan mode juga turut berkembang karena uluran tangan permaisuri. Terlebih oleh GKR Kencana permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono VI yang mampu membuat ragam perhiasan para penari dan batik para sentana menjadi raya. Para putri dari Keraton Yogyakarta pun menjadi bunga elok nan harum bagi para bupati dan pangeran, hingga menduduki posisi permaisuri Susuhunan Paku Buwono X dan Adipati Mangkoenagoro VII.

Menutup langkah ruang pameran, Gusti Kanjeng Ratu Hemas sebagai permaisuri Sri Sultan Hamengku Bawono X dikisahkan dalam empat figur. Baik itu sebagai seorang permaisuri, ibu, politikus, dan berperan sosial melalui Reksa Diah Utami.

Sri Sultan Hamengku Bawana X dalam sambutannya menyampaikan, pameran ini bukan sekadar peristiwa budaya, melainkan manifestasi Keraton Yogyakarta untuk menggugah kesadaran yang menegaskan bahwa kesetaraan gender bukan hanya cita-cita dalam tajuk modernitas. Namun gema kearifan kesetaraan yang telah terpatri dalam sejarah, budaya, dan kearifan lokal.

Kekuatan dan kemandirian perempuan yang sering kali tersamarkan, sesungguhnya memiliki daya yang luar biasa.

Must Read

Related Articles