Sejak didirikan pada 2017, Kopi Kenangan terus memperkuat komitmennya dalam membangun bisnis yang berkelanjutan. Hari ini, komitmen tersebut diwujudkan melalui peluncuran gerai ramah lingkungan pertamanya yang berlokasi di Alam Sutera. Peluncuran gerai ini menjadi langkah strategis dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan mewujudkan target Kopi Kenangan untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan sekaligus menguntungkan pada tahun 2030.
Gerai ini dirancang khusus dengan mempertimbangkan efisiensi energi, penggunaan bahan ramah lingkungan, serta pengelolaan limbah yang bertanggung jawab. Setelah meluncurkan inisiatif Kenangan Sustainability Journey dua tahun silam, peluncuran gerai Alam Sutera ini menjadi implementasi nyata dari pilar keberlanjutan “Protect Our Planet” yang menjadi komitmen jangka panjang Kopi Kenangan.
Keputusan membangun gerai ramah lingkungan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab Kopi Kenangan dalam mengatasi dampak lingkungan dari industri makanan dan minuman terhadap bumi. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2023 industri F&B menyumbang sekitar 26% dari total emisi gas rumah kaca (GRK) global. Di Indonesia sendiri, limbah kemasan kopi sekali pakai mencapai 1,2 juta ton per tahun. Fakta ini mendorong pelaku industri, termasuk Kopi Kenangan, untuk menjadi bagian dari solusi.
Gerai Alam Sutera menjadi percontohan dengan menerapkan indikator keberlanjutan utama. Di antaranya, pemilahan sampah organik dan anorganik yang kemudian didaur ulang. Ampas kopi diolah menjadi kompos dan pakan ternak, sementara kemasan plastik dan kantong spunbond dikumpulkan untuk diproses ulang. Inisiatif ini diperkirakan dapat mencegah lebih dari 9,6 ton sampah masuk ke TPA setiap tahun, atau setara satu truk pengangkut sampah penuh.
Dari sisi energi, gerai ini didesain memanfaatkan hingga 70% pencahayaan alami. Penggunaan peralatan hemat energi seperti lampu LED, sensor gerak, dan pengaturan suhu AC efisien turut menekan konsumsi listrik. Mesin kopi akan dimatikan saat jam sepi. Secara total, efisiensi ini menghemat 30.513 kWh listrik per tahun dan menurunkan emisi sekitar 26 ton CO₂e—setara perjalanan Jakarta–Bali pulang-pergi sebanyak lima kali.
Penggunaan bahan baku dan material pun menjadi perhatian. Kopi Kenangan memilih kemasan bersertifikat daur ulang, memprioritaskan sumber produk lokal, dan menggunakan furnitur dari 546 kg limbah plastik, setara 45.500 gelas plastik Kopi Kenangan Mantan. Semua perlengkapan pun bebas dari bahan kimia berbahaya.
Upaya edukasi turut digencarkan. Barista di gerai Alam Sutera dilatih untuk mengajak pelanggan berpartisipasi dalam program ramah lingkungan. Pelanggan yang membawa tumbler pribadi mendapat diskon 20%, dan mereka yang gemar berkebun dapat mengambil kompos gratis dari ampas kopi. Merchandise ramah lingkungan seperti gantungan kunci, coaster, dan tempat tisu dari plastik daur ulang kini dijual di gerai ini, dan akan diperluas ke gerai lain.
Edward Tirtanata, Co-Founder dan Group CEO Kenangan Brands, menyatakan bahwa gerai ini merupakan langkah awal menuju arah yang lebih hijau. “Kami percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya tren, tetapi sebuah keharusan terutama bagi para pelaku di industri F&B. Gerai ramah lingkungan ini adalah langkah awal kami dalam mengurangi jejak lingkungan, serta menjawab harapan konsumen kami yang mayoritas adalah generasi muda terhadap isu lingkungan.”
Gerai ini juga menyediakan Sustainability Corner, ruang edukatif interaktif bagi pelanggan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang praktik keberlanjutan Kopi Kenangan. Di masa depan, konsep ini akan diterapkan di gerai-gerai lainnya di seluruh Indonesia.
Dalam acara peluncuran, Inneke Lestari, Head of Legal and Corporate Affairs Kopi Kenangan, dan Iparman Oesman, konsultan dan praktisi bangunan hijau, turut memaparkan pendekatan desain green building yang diterapkan di gerai Alam Sutera dan Menara BTPN Jakarta. Gerai Menara BTPN, yang juga telah menerapkan prinsip bangunan hijau, berhasil menghemat energi sebesar 15% dan menargetkan 20% untuk memperoleh sertifikasi Net Zero. Langkah yang dilakukan antara lain penggantian lampu LED, pengaturan suhu AC, hingga pemanfaatan cahaya alami secara optimal.
Sementara itu, dari sisi operasional berkelanjutan, Kopi Kenangan menggunakan vendor kopi bersertifikasi dan memberikan kontribusi kepada petani melalui program CSR “Kenangan Baik”, yang terdiri dari pilar Kenangan Berdaya dan Kenangan Pintar untuk edukasi dan pemberdayaan petani. Meski tidak bermitra langsung, keterlibatan ini diharapkan memberi dampak nyata.
Upaya lain seperti pengurangan penggunaan sedotan plastik juga terus dilakukan. Kopi Kenangan kini menggunakan sip lid, dan terus mengedukasi pelanggan untuk menggunakan tumbler atau meminum langsung dari gelas. Program “Kenangan Jangan Dibuang” mengelola limbah minyak jelantah dan sisa makanan menjadi produk baru atau disumbangkan.
Inneke Lestari menutup sesi dengan ajakan, “Hijau itu dimulai dari kita semua. Pakai tumbler, buang sampah pada tempatnya, gunakan kompos, dan dukung gerakan daur ulang. Setiap langkah kecil bisa berdampak besar untuk bumi kita.” XPOSEINDONESIA/IHSAN