Indonesia Tourism Outlook 2025 , Sudah 40 Persen Pelaku Usaha Wisata Indonesia Adopsi IA untuk Solusi

- Advertisement -

Apalagi lanjut Wahyu, saat ini sudah tidak ada Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II namun digabung menjadi Angkasa Pura Indonesia, maka integrasi system lewat teknologi salah satunya AI seperti menjadi kewajiban seraya memenuhi tuntutan pengguna jasa layanan penerbangan yang semakin butuh efisiensi serta kecepatan.

“AI tidak hanya mempermudah petugas dan bandara, namun juga memudahkan penumpang, kami punya CCTV Analytics yang mempermudah petugas melihat kepadatan di beberapa titik. Termasuk untuk mendeteksi ancaman bahaya di bandara dengan mengenali beberapa gerak mencurigakan yang berpotensi membahayakan,” ujar Wahyu.

Wahyu menuturkan, saat ini Bandara Soekarno Hatta tengah melakukan uji coba autogate di Terminal 3 yang mengadopsi AI. AI itu akan memudahkan wisatawan dan pengguna jasa bandara untuk check in lebih cepat, traveler tak perlu lagi menunjukkan dokumen fisik KTP atau boarding pass dan bertatap muka saat check ini. 

- Advertisement -

“Jadi cukup dengan menunjukkan wajah ke mesin, nanti datamu akan disesuaikan hingga gate terbuka. Dengan teknologi itu kita tak hanya mempercepat, namun juga mengurangi penggunaan kertas dan dokumen cetak, jadi efisiensi bukan hanya bagi pengguna jasa tapi bagi perusahaan juga,” tutur Wahyu.

Selain memanfaatkan CCTV Analytics dan biometrik, saat ini jelas Wahyu, Angkasa Pura Tengah mengembangkan aplikasi ‘Traveling: Injourney Airport’. Aplikasi yang memanfaatkan AI itu akan memberikan kemudahan wisatawan mencari informasi seperti, rekomendasi perjalanan hingga informasi akurat seputar penerbangan dan bandara.

“Bicara soal kecanggihan biometrik, traveler harus tahu nih, salah satu bandara yang paling canggih dalam memanfaatkan AI adalah Korea Selatan.Teknologi Korea Selatan terkait biometrik terbaik di dunia. Mulai dari CCTV hingga gate-nya. Kita semua tahu warga Korea kan suka operasi plastik dan satu orang bisa beberapa kali melakukan operasi. Nah, untuk mengidentifikasi perubahan itu butuh teknologi canggih yang menunjukkan dia adalah orang yang sama,” kata dia.

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -