Wajah Didi Kempot Mengiasi Halaman Pencarian Google

- Advertisement -
- Advertisement -

Doodle dari Google hari ini, memperlihatkan image Didi Didik Prasetyo (dikenal sebagai  Didi Kempot), seorang penyanyi dan penulis lagu Indonesia tercinta yang dikenal sebagai “Godfather of Broken Hearts.”  

Dodle ini uniknya tidak dalam rangka  memperingati hari lahir almarhum 31 Desember 1966 atau pada tanggal wafatnya,  5 Mei 2020. Namun karena  pada tanggal hari ini di tahun 2020,  Didi Kempot menerima Billboard Indonesia Lifetime Achievement Award. 

Didi  adalah seorang  seniman yang ekspert mengolah musik campursari Jawa.

- Advertisement -

Ia  telah menulis lebih dari 700 lagu sepanjang karirnya yang produktif. Pada hari ini di tahun 2020, ia menerima Billboard Indonesia Lifetime Achievement Award. 

Kempot lahir dalam keluarga penghibur di Surakarta, Indonesia pada Desember 1966.

Ayah dan saudara laki-lakinya adalah komedian dan ibunya adalah penyanyi tradisional Jawa.

- Advertisement -
Menyalin

Pada usia 18 tahun, Kempot dan  teman-temannya membentuk band jalanan bernama Kelompok Pengamen Trotoar — dan mulai mencari nafkah.

Selama lebih dari dua dekade, penyanyi kelas dunia ini tampil tanpa ditemukan di jalanan Surakarta dan Jakarta.

Tak hanya itu, “Kelompok Pengamen Trotoar” kemudian menjadi tempat ia mendapatkan nama belakangnya yang terkenal “Kempot”.

Meskipun dia tidak punya uang, dia menulis dan membawakan beberapa lagunya yang paling terkenal — termasuk “We Cen Yu“,  “Cidro” (Broken), “Moblong-Moblong” (Perforated), dan  “Podo Pintere”  (Equally Smart) — selama waktu ini.

Baca Juga :  60 tahun Candra Darusman

Setelah seharian bersibuk, Didi sering begadang untuk merekam lagu-lagunya di kaset kosong.

Meskipun sebagian besar kaset yang dia kirim ke studio rekaman  tidak pernah  sukses,  malah kebanyakan tersimpan di meja satpam,  Didi Kempot tidak pernah menyerah pada mimpinya.

Kempot akhirnya mendapatkan terobosan besar pada tahun 1989 dan menandatangani kontrak dengan label musik.

Single hit pertamanya Cidro menjadi sangat populer di Belanda dan Suriname — dua negara dengan diaspora Jawa yang besar. Ini juga membuka jalan bagi  musik campursari untuk menerobos pasar arus utama.

Ketika Kempot melakukan perjalanan ke Belanda untuk tampil pada tahun 1993, dia tersentuh melihat penggemar telah menghafal lirik lagunya. Dia kemudian merilis sepuluh album lagi di Belanda dan Suriname.  

Dalam beberapa tahun terakhir, musik  campursari Kempot telah mengalami kebangkitan popularitas di kalangan generasi muda.

Lagu-lagunya terus “menyerang” dengan lirik romantisme, namun tanpa harapan. Dan ini ramuan yang sukses hingga menggapai seluruh dunia. XPOSEINDONESIA Teks dan Foto  Google

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -