Indie Yang Membanggakan
Kecuali memiliki label rekaman yang bermain di wilayah musik mainstream pop, dengan sebutan major label, ada yang unik di industri rekaman Indonesia, yakni major label juga menaungi band-band dan artis indie ( independent ), seperti Aquarius Musikindo yang membuka label baru buat menampung band indie macam Type X, Rumah Sakit.
Sebelum punya label indie, Aquarius pernah mengontrak grup rock Suckerhead dan PAS Band, sementara Sony Music semasa masih berkongsi dengan BMG, mengontrak jangka panjang band punk rock Bali Superman is Dead, Bahkan yang sangat menarik adalah, gagasan SID untuk mengedarkan album khusus dalam bentuk vinyl alias piringan hitam, juga diapresiasi label internasional yang kini bernama Sony Musin Entertainment ini,
Harus Anda tahu, di Eropa dan Amerika, album vinyl ( cakram piringan hitam ), kini beredar lagi, mengingatkan kita ke era The Beatles (yang paling fenomenal adalah album Beatles yang menyeberang Abbey Road ), Rolling Stones, Deep Purple Led Zepp atau The Who….
Maka, tatkala tanggal 15 Maret 2012, Sony Music merilis pengumuman SID menerima pre order pembelian album vinyl berjudul The Early Years Blood, Sweat & Tears – Antara lain berisi lagu hits lamanya, maka orang pun terkejut. Koq label Internasional yang manaungi band indie ini, mau mengongkosi peredaran album vinyl grup indie, sementara mereka membiarkan band-band tangguh dan musisi hebatnya keluar, atau tak memperpanjang kontrak mereka, seperti keluarnya GIGI, tak diperpanjang kontrak /rif dan mundurnya Glenn Fredly, Bondan Prakoso dan Ruth Sahanaya dari Sony Music.
Bagi banyak musisi, ternyata main di ranah indie justru menarik. Seperti kita tahu, indie adalah kependekan dari independent, filosofinya adalah : tidak mau diatur, bebas merdeka dan umumnya artis indie punya pergerakan yang dahsyat, karena memiliki komunitas. Slank misalnya, memutuskan untuk berindie ria sejak tahun 1997, tatkala mereka baru saja kehilangan 3 musisi terbaiknya ditengah issue Slank terantuk drugs .