Jumat, Februari 21, 2025

Krakatau Hipnotis Publik Asean Jazz Festival 2014

Kecil Besar

Saban tahun, Batam menjadi ajang apresiasi musik jazz, melalui Asean Jazz Festival. Tahun 2014 adalah tahun ketujuh. Menu yang istimewa di ajang ini adalah, tampilnya Krakatau Reunion, klinik jazz Brian Batie dan jam session musisi antar bangsa.

Menarik Kunjungan Wisata

Asean Jazz Faestival yang digelar 7 tahun lalu di Batam adalah gagasan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DR Sapta Nirwandar, untuk menarik kunjungan wisata ke kota yang berseberangan dengan Singapura dan Malaysia ini. Pada tahun ketiga, musikus Dwiki Dharmawan yang ditunjuk sebagai Direktur Artistik, memindahkan lokasi festival ke pinggir pantai yang menghadap ke laut lepas menuju Singapura, sehingga turis dari negara tetangga, mudah menjangkau lokasi festival. Dwiki juga rajin mengontak kawan musisinya tak hanya dari kawasan Asean, tapi juga dari Eropa, Asia dan Amerika. Beberapa tahun sebelumnya, Asean Jazz Festival menampillan jazzer internasional seperti Toninho Horta ( Brazil ), The Brag Pack ( Belanda ), Natasha Pattamapongs ( Thailand ), Sandra Viraj ( Filipina ), Kamal Musallam & The Eastmania ( Dubai ). Biasanya digelar dalam 2 malam.

Asean Jazz Festival 2014 hanya digelar satu hari, tanggal 6 September 2014, karena Kementerian Parekraf melalui Wamen Sapta Nirwandar hanya menurunkan dana separuhnya dibanding dana penyelengaraan tahun 2013. Wamen Sapta berharap, event apresiasi musik ini, suatu saat bisa berdiri sendiri, seperti Java Jazz Festival.  “Tahun ketujuh tetap mampu menyedot masyarakat hadir, sebagian diantarannya pengen mengapresiasi musik dengan free of charge, tanpa bayar sepeserpun. Suatu hari, penonton harus membayar jika mau mengapresiasi musik yang bagus, yang bermutu, “ ujar Wamen Sapta Nirwandar.  Bagi Dwiki Dharmawan dan team artistiknya, pernyataan Wamen Parekraf itu merupakan tantangan, “Asean Jazz Festival harus jalan terus, dengan dukungan Pemda Keppri dan Batam. Saya juga yakin, Pak Sapta akan tetap berupaya menjadikan ajang festival ini sebagai promosi kota Batam dan sekitarnya sebagai destinasi wisata Asean, cross border visitor karena letak Batam yang strategis, “ sambung Dwiki.

Beberapa yang terdata adalah, turis Singapura dan Malaysia yang kebetulan berkunjung ke Batam untuk belanja – barang kebutuhan pokok lebih murah di Batam dibanding negaranya – akhirnya menonton Asean Jazz Festival,. Karena seringkali mereka melihat musisi yang mewakili negaranya main di Asean Jazz Festival yang digelar di Harbour BayBatam. Mereka terpaksa menginap satu malam, karena event festival jazz ini baru usai pada jam 02.00 dini hari, Menginap berarti menghasilkan devisa bagi Batam Keppri.

Jam Session Brian Batie dan Groovinity

Beberapa musisi Indonesia yang ambil bagian pada Asean Jazz Festival 2014 adalah Nina Tamam yang tampil dengan Surabaya All Stars Big Band – kelompok musisi kawan main ayahnya, Tamam Hoesein, sementara grup lokal Batam dari Batam Jazz Community diwakili oleh grup Groovinity. Pada acara welcome party Jumat 5 September, yang dihadiri Wakil Gubernur Keppri, tampil beberapa musisi Batam, ber-jam session dengan Gilang RamadhanIndra Lesmana dan Nina Tamam.

Asean Jazz Festival 2014  juga menampilkan penyanyi jebolan arena lomba, Monita Tahalea, lalu Tengku Rio Ensemble, manggung unik dengan lagu-lagu hasil aransemen juga ciptaan sendiri yang bernuansa melayu, Rio mengajak pemusik akordeon dan tabla, menampilkan  beberapa komposisi karyanya juga menghadirkan kelompok tari Melayu dan Batam.  Rio sendiri menggesek biola.

Tahun ini, hanya ada 3 musisi asing yang ambil bagian dalam Asean Jazz Festival 2014, Gitaris dan komposer Kamal Musallam, tampil dengan Agam Hamzah ( gitar ), Adi Darmawan ( bas ), Gerry Harb ( drums ) dan Roberto ( pinao / keyboards ). Juga ada German Dmitriev, musisi Rusia yang telah 3 tahun menetap di Jakarta, sementara Brian Batie bassist WN Amerika yang kini menetap di Batam dan Bali, memberi coaching clinic dan ber-jam session dengan grup Groovinity di awal acara.

Must Read

Related Articles