Minggu, Desember 8, 2024

Klaten Etno Jazz Sawah 2024, Padukan Harmoni Musik & Alam dalam Sebuah Gerakan Lestari untuk Kedaulatan Air & Ketahanan Pangan

Etnik Jazz, Kedaulatan Air dan Ketahanan Pangan, serta Kesadaran Rural-Urban

Sebelum menyebar ke kota-kota besar di Amerika pada awal abad 20, jazz lahir dari komunitas yang dihempas kesulitan ekonomi dan sosial masyarakat rural-pedesaan.

Ruang refleksi masyarakat agraris yang sehari-hari bekerja di sawah dan ladang. Dan, jazz memperkuat ikatan komunitas, menyatukan individu dalam perayaan dan sarana hiburan setelah penat kerja di sawah.

Ketika bergerak ke wilayah urban, jazz diadaptasi dan dipengaruhi oleh gaya hidup yang lebih dinamis dan kompleks di perkotaan.

Menjadi lebih eksperimental, modern, dan berteknologi canggih. Menjadi simbol kebebasan dan inovasi, namun tetap membawa semangat kolektif yang diadopsi dari pedesaan. Semangat ini tampak dari improvisasi yang lantas menjadi elan vital jazz.

Jazz dapat dilihat sebagai metafora bagi kehidupan agraris, di mana petani membutuhkan improvisasi dalam pengelolaan tanam dengan kondisi alam yang berubah-ubah.

Klaten Etno Jazz Sawah memperlihatkan sinergi sektor pertanian dan unsur penting air serta budaya dalam mempertahankan kedaulatan pangan. Dengan kolaborasi yang elok dengan sektor pertanian, jazz dapat menjadi bagian penting dari gerakan budaya yang mendukung keberlanjutan dan ketahanan pangan.

Mengambil bentang alam sub Das Pusur, tepatnya di Umbul Besuki dengan mata air beningnya dan dikelilingi sawah yang menyejukkan mata, Klaten Etno Jazz Sawah dipersembahkan pada hari Minggu, 17 November 2024 mulai pukul 12.00 hingga 17.30 atau selesai sebelum Magrib.

Menampilkan bintang tamu Trie Utami, Vertigong with Silir Wangi, Smara Tantra, Keroncong Jazz Lastarya, Komunitas Jazz Indonesia, Musik Air by Memet Chairul Slamet, Gejok Lesung Sekar Melati dan Drumband SDN Ponggok.

Agus Setiawan Basuni dari WartaJazz – sebuah ekosistem Jazz di Indonesia yang menjadi inisiator Klaten Etno Jazz Sawah menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah sebuah ikhtiar menyatukan stakeholder ekonomi kreatif untuk saling bersinergi mengantisipasi terbukanya peluang dengan koneksitas Klaten lewat jalan tol ditengah dua kota yang punya magnet budaya dan wisata luar biasa Yogyakarta dan Solo.

Must Read

Related Articles