
Di tengah masa pandemi yang perlahan-lahan mulai surut, Jazz Gunung Bromo 2021 akan digelar pada 25 September dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Pagelaran Jazz ini akan digelar di amphiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Probolinggo. Lokasi ini sejak lama merupakan destinasi wisata kawasan pegunungan. Tidak hanya menyuguhkan festival musik, acara ini memang bertujuan sebagai promosi tempat wisata.
Jazz Gunung Bromo 2021 akan menghadirkan musisi antara lain JANAPATI (Dewa Budjana dan Tohpati), Ring of Fire Project, Fariz RM, The Jam’s, Dua Empat, dan Surabaya Pahlawan Jazz.
Wajib Punya Aplikasi PeduliLindungi
Jazz Gunung Bromo 2021 akan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat dan mewajibkan penonton yang hadir memiliki aplikasi PeduliLindungi.
Founder Jazz Gunung Indonesia Sigit Pramono pada Kamis (23/9), mengatakan semua orang yang beraktivitas di lokasi Jazz Gunung Bromo 2021, termasuk pengisi acara, penonton, panitia serta para pendukung lainnya sudah melakukan vaksinasi dan menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
“Penggunaan aplikasi PeduliLindungi agar kita bisa melakukan tracing,” kata Sigit dalam jumpa pers virtual.
Selain itu, lanjut Sigit, semua yang hadir juga diwajibkan melakukan tes swab antigen dan menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Sigit menyebut pihaknya sudah menyiapkan strategi untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan/ dengan baik selama acara berlangsung.
“Jadi nanti ada satu liaison officer (LO), yang akan mendampingi 25 orang penonton untuk memastikan mereka menerapkan protokol kesehatan dengan baik,” jelas Sigit.
Selain itu, Sigit mengatakan, panitia juga membatasi jumlah orang yang hadir di acara Jazz Gunung Bromo 2021. “Kami hanya menerima 25 persen atau 500 penonton, mengingat Kabupaten Probolinggo berada di level 2 dalam penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),” ungkap Sigit.
Contoh Pagelaran Era Baru
Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat, menurut Sigit , Jazz Gunung Bromo 2021 akan menjadi contoh dan standar penyelenggaraan konser musik di tempat terbuka.
“Konser ini dijalankan dengan persyaratan ketat. Ini akan menjadi contoh, kami tidak ingin ada persoalan di kemudian hari. Menurut saya, nonton Jazz Gunung Bromo ini lebih aman daripada pergi ke mal, karena di tempat terbuka dan persyaratannya ketat,” tuturnya.
Jazz Gunung Indonesia merupakan konser jazz bernuansa etnik. Acara ini diadakan pertama kali pada tahun 2009, digagas oleh tiga orang yakni Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa dan mendiang Djaduk Ferianto.
Hingga kini, telah berkembang pagelaran jazz sejenis dengan nama Jazz Gunung Ijen , Jazz Gunung Toba, dan Jazz Gunung Burangrang.
Di tengah merebaknya Covid 19. penyelenggaraan Jazz Gunung 2020 dilakukan secara hibrida (hybrid concert), dimana Jazz Gunung Bromo dilakukan secara virtual via kanal YouTube resmi, sedangkan Jazz Gunung Ijen dilakukan secara langsung di lokasi dengan kapasitas terbatas. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dk Jazz Gunung dan Tangkapan Layar Zoom