Jumat, Februari 21, 2025

Yuri Jo : Eksplorasi Gitaris Jazz dalam Ruang Terbatas

Kecil Besar
Yuri Jo : Eksplorasi Gitaris  Jazz dalam Ruang Terbatas

Beruntunglah Yuri Jo memiliki orang tua yang sangat mendukung bakat dan kreativitasnya di dunia musik. Jo Liat Tjiang, sang ayah, bukan hanya mendukung pendidikan musik Jo di beberapa University, di Australia. Namun juga mau turun menjadi Produser Eksekutif untuk pembuatan album Yuri Jo bertajuk “Space Between Buliding”.  Abum ini digarap Yuri bersama musisi jazz  kenamaan, Dwiki Dharmawan.

 “Yuri punya bakat langka dan luar biasa. Sebagai orang tua saya  berkewajiban mendukungnya. Dari kecil hingga usianya 39 tahun, ia hanya bergaul dan sering memeluk gitar, Yuri sepertinya jadi lupa untuk bergaul dengan wanita,” Ayah Yuri bercanda seperti menyindir puteranya, saat acara press conference peluncuruan album “Space Between Buliding” di Bentara Budaya Jakarta, Kamis, 27/02/2014. Yuri hanya tersenyum tanpa membalas pernyataan ayahnya.

Jo Liat menyebut investasi yang dibuatnya untuk album ini, bukan semata-mata bermotifkan uang. “Lebih dari itu, harus ada yang mau melakukan ini.  Karena ini merupakan investasi langka juga berani agar karya musik Yuri lebih dikenal sekaligus juga dihargai!”  

Yuri Jo memang sangat mencintai musik. Pria kelahiran  30 November 1974 ini mulai memetik gitar sejak usia 11 tahun.  Ia kemudian  belajar serius  gitar klasik  pada Pak Didiet di Rossi Musik, Jakarta. Dilanjutkan  menggali ilmu di Farabi Music School, Jakarta pada tahun 1990. 

Yuri kemudian melalang buana melanjutkan pendidikan di beberapa Universitas di Australia, antara lain Central Queensland Conservatorium, Mackay Queensland juga di Universitas Auckland, New Zealand.  Di samping itu Yuri juga bermain dalam beberap grup musik dan mengajar  musik.

Space Between Buliding

Setelah Yuri Jo diajak tampil oleh Dwiki Dharmawan dalam acara Asean Jazz Festival di Batam, September 2013, Yuri langsung terbakar semangatnya untuk merampungkan album solonya. Hasilnya tertuang dalam  “Space Between Buliding”, sebuah  album yang menampilkan corak jazz dengan balutan komposisi tradisonal.

“Saya tertarik    pada beragam genre dan warna musik. Setelah lebih dari 20 tahun berada  di luar negeri, dinamika dan perubahan yang terjadi di Jakarta  menimbulkan sensasi yang menarik dalam diri saya. Inilah yang ingin saya bagi dengan publik,” katanya soal ide  “Space Between Buliding”.

Selain Dwiki Dharmawan, album ini didukung pula oleh Budhy Haryono (drums), Adi Dharmawan (bass), M. Sa’ Atsyah (suling), Ade Rudiana (kendang) serta Yance manusama , Pra B Dharman, Otty Djamalus, Regga Dauna, Glenn Dauna dan lain-lain.

Yuri dan Dwiki memilih sejumlah lagu populer yang telah menjadi “klasik” di Indonesia. Sebut misal “Puspanjali”, “Es Lilin”, “Rangkaian Melati” dan “Sabda Alam”. 

Sesuai judul album, Yuri juga menulis lagu khusus tentang dinamika kota Jakarta  yang kerap mengamblil ruang publik  dan mengorbankan kualitas hubungan sosial antar warga.  Lagu tersebut diberi tajuk “Street Kayak”.  

Dari sisi musik, ada nuansa galau yang membuncah, kegembiraan yang berpendar dalam setiap irama musik yang dikeluarkan Yuri. Dwiki Dhawamawan menyebut, “Yuri adalah sedikit dari gitaris jazz Indonesia yang mau melakukan eksplorasi tak terbatas melalui dawai gitarnya. Untuk memastikan gaya itu seperti apa, perlu mendengar dan menikmatinya secara langsung!” ungkap Dwiki. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dudut Suhendra Putra

More Pictures

Must Read

Related Articles