

Beruntunglah Yuri Jo memiliki orang tua yang sangat mendukung bakat dan kreativitasnya di dunia musik. Jo Liat Tjiang, sang ayah, bukan hanya mendukung pendidikan musik Jo di beberapa University, di Australia. Namun juga mau turun menjadi Produser Eksekutif untuk pembuatan album Yuri Jo bertajuk “Space Between Buliding”. Abum ini digarap Yuri bersama musisi jazz kenamaan, Dwiki Dharmawan.
“Yuri punya bakat langka dan luar biasa. Sebagai orang tua saya berkewajiban mendukungnya. Dari kecil hingga usianya 39 tahun, ia hanya bergaul dan sering memeluk gitar, Yuri sepertinya jadi lupa untuk bergaul dengan wanita,” Ayah Yuri bercanda seperti menyindir puteranya, saat acara press conference peluncuruan album “Space Between Buliding” di Bentara Budaya Jakarta, Kamis, 27/02/2014. Yuri hanya tersenyum tanpa membalas pernyataan ayahnya.
Jo Liat menyebut investasi yang dibuatnya untuk album ini, bukan semata-mata bermotifkan uang. “Lebih dari itu, harus ada yang mau melakukan ini. Karena ini merupakan investasi langka juga berani agar karya musik Yuri lebih dikenal sekaligus juga dihargai!”
Yuri Jo memang sangat mencintai musik. Pria kelahiran 30 November 1974 ini mulai memetik gitar sejak usia 11 tahun. Ia kemudian belajar serius gitar klasik pada Pak Didiet di Rossi Musik, Jakarta. Dilanjutkan menggali ilmu di Farabi Music School, Jakarta pada tahun 1990.
Yuri kemudian melalang buana melanjutkan pendidikan di beberapa Universitas di Australia, antara lain Central Queensland Conservatorium, Mackay Queensland juga di Universitas Auckland, New Zealand. Di samping itu Yuri juga bermain dalam beberap grup musik dan mengajar musik.
Space Between Buliding
Setelah Yuri Jo diajak tampil oleh Dwiki Dharmawan dalam acara Asean Jazz Festival di Batam, September 2013, Yuri langsung terbakar semangatnya untuk merampungkan album solonya. Hasilnya tertuang dalam “Space Between Buliding”, sebuah album yang menampilkan corak jazz dengan balutan komposisi tradisonal.
“Saya tertarik pada beragam genre dan warna musik. Setelah lebih dari 20 tahun berada di luar negeri, dinamika dan perubahan yang terjadi di Jakarta menimbulkan sensasi yang menarik dalam diri saya. Inilah yang ingin saya bagi dengan publik,” katanya soal ide “Space Between Buliding”.
Selain Dwiki Dharmawan, album ini didukung pula oleh Budhy Haryono (drums), Adi Dharmawan (bass), M. Sa’ Atsyah (suling), Ade Rudiana (kendang) serta Yance manusama , Pra B Dharman, Otty Djamalus, Regga Dauna, Glenn Dauna dan lain-lain.
Yuri dan Dwiki memilih sejumlah lagu populer yang telah menjadi “klasik” di Indonesia. Sebut misal “Puspanjali”, “Es Lilin”, “Rangkaian Melati” dan “Sabda Alam”.
Sesuai judul album, Yuri juga menulis lagu khusus tentang dinamika kota Jakarta yang kerap mengamblil ruang publik dan mengorbankan kualitas hubungan sosial antar warga. Lagu tersebut diberi tajuk “Street Kayak”.
Dari sisi musik, ada nuansa galau yang membuncah, kegembiraan yang berpendar dalam setiap irama musik yang dikeluarkan Yuri. Dwiki Dhawamawan menyebut, “Yuri adalah sedikit dari gitaris jazz Indonesia yang mau melakukan eksplorasi tak terbatas melalui dawai gitarnya. Untuk memastikan gaya itu seperti apa, perlu mendengar dan menikmatinya secara langsung!” ungkap Dwiki. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dudut Suhendra Putra