Setelah 28 tahun berkarir di panggung musik Indonesia, akhirnya pemain violin Marcella untuk pertama kalinya merilis single instrumental.
Marcella selama ini bermain sebagai solo violist di beragam panggung musik nasional dan Internasional di antaranya bersama Erwin Gutawa Orchestra. Ia terhitung violist wanita yang handal dan laris saat ini. Terbukti, sepanjang tahun 2023, setidaknya ia telah tampil di 17 panggung, baik di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Bulgaria.
Single baru yang dirilis Marcella bertajuk Moon akan di-launching pada 26 April 2024, dan dapat disimak di berbagai platfom music digital.
Moon Digarap Penuh Perjuangan
Lagu Moon diciptakan Rio De Rio, dibalut genre dubstep, terdengar riang. “Moon diciptakan khusus untuk saya, disesuaikan dengan karakter permainan biola saya yang energik dan akorobatik,” kata Marcella dalam wawancara di Jakarta 25/4.
Marcella mengaku bekerja penuh perjuangan untuk mewujudkan rekaman Moon dan mengedarkannya.
”Maklum, kita tidak bergabung dengan major label, Dan tidak ada pula yang sponsorin. Kecuali dana dari suami saya dr. Edih Suyanto Sp. B FICS,” ungkap Maercella yang berguru violin pada maestro Mr. Adidharma Widjaja.
Menurut Marcella, lagu Moon yang memiliki irama riang ini, adalah jawaban dari doanya. Karena sejak awal karier, ia lebih banyak bermusik untuk membantu project orang lain. Antara lain membantu gitaris Dewa Bujana merekam lagu “Kajakangin” (2023).
Hingga suatu hari Ava Victora, seorang pemain biola profesional mengingatkannya, ‘Kenapa Marcella tidak buat single sendiri?’
“Mendengar pertanyaan itu, saya sempat tersentak. Memang sih, ada keinginan. Sempat tanya kanan kiri, namun ide itu baru sekadar jadi wacana,” ungkap lulusan Faklutas Kedokteran Unika Atmaja 2007 dengan IPK 3,08
Impian Marcella untuk bisa rekaman akhirnya mendekat, ketika Rio De Rio menyodorkan Moon. Dan mendadak semesta seolah mendukung rencana rilis lagu ini.
“Saya bisa rekaman secara cuma- cuma dalam durasinya empat jam di SAE. Yang terlibat dalam rekaman ada Ridwan Firmansyah, Zepherinus Kusuma Wijaya, Samuel Andar Realino untuk recording engineer. Sementara mixing dipegang Feliks Fernando dan post production digarap Renaldi Wicaksono, seseorang yang biasa di-hire Twilite Orchestra, Jakarta Concert Orchestra ,” ujar Marcella bersemangat.