Selama ini pemberitaan tentang Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) lebih banyak tentang suasana keras di dalam pengadilan, gara gara WALHI berupaya sangat keras dalam menjaga dan menyelamatkan lingkungan hidup.
Kini WALHI pelan-pelan menambah cara dalam mempropagandakan penyelamatan alam dan lingkungan. Yakni, dengan merilis album dalam balutan musik jazz. Album yang diberi judul “Jazz Hijau” itu mengangkat tema “Masih Ada Cinta untuk Lingkungan”.
Ferdinand Rachim, Staf Pengembangan Kreativitas Walhi menyebut, Project album ini merupakan album kedua. Sebelumnya, di tahun 2010 Walhi sudah merilis album musik bertajuk “Pulihkan Indonesia”. “Tapi genrenya campur-campur. Bahkan ada musik untuk anaknya juga,” katanya di IcanLive Studio, Jl. Erlangga, Jakarta Selatan.
Khusus untuk penggarapan album kedua, WALHI sengaja memilih musik jazz. Dengan alasan, ingin menyasar pangsa anak muda khususnya kelas menengah ke atas.
“Jazz itu tren untuk kaum muda kelas menengah, mereka trendsetter untuk gaya hidup. Dan di kelas ini lebih mudah digerakan untuk melakukan perubahan,” ujar Ferdinand
Lewat pesan dalam album ini, Ferdinand berharap anak muda dapat menikmati musik sekaligus menyerap makna lirik-lirik dan mempraktekannya. Lebih luas lagi, “diharapkan mereka bisa menyebarkan pesan baik itu kepada orang terdekat sehingga kesadaran masyarakat terhadap lingkungan pun meningkat,” tutur Ferdinand.
Alam & Lingkungan
Album yang menempatkan Bintang Indrianto sebagai music director ini memuat 12 lagu tracks:
‘Pohon Bassku’ (Bintang Indrianto) feat.Bharata Eli Gulo, Jimmy Tobing, Kiki Dunung.
‘Caterpillar’ (Chaka Priambudi). ‘Sungaiku’ (Bianglala Choir). ‘Basement‘ (Reza Saleh).
Ada juga, ‘Hijau Kemilau‘(Iwa K) feat. Kiki & Uyung Mahagenta. ‘Sketchy‘ (Donny Prasetyo). ‘Keluarga Pohon’ (Arief Setiadi) feat. Gerry Herb S bersama Bintang Indrianto. “Small Miracle” (Bonita and the Hus-Band). “City Life” ( Heleen van der Hombergh, penyanyi jazz dari Belanda. Heleen juga “menyumbangkan” lagu lain, bertajuk ‘Si Cantik Biru’, kemudian ada lgu penutup ‘Siapa Lagi Kalau Bukan Kita’ dari Margie Segers, feat. Oele Pattiselanno.
Untuk mempromosikan lagu ini ke masyarakat yang lebih luas telah dibuat 5 lagu dalam album ini dalam bentuk video live performance oleh iCanStudioLive (iCSL). Video dalam berformat HD itu akan ditayangkan segera.
Sementara itu, dalam sebuah video call yang difasilitasi WALHI dan iCLS, Heleen Van den Hombergh, mengaku mau berpartisipasi dalam Jazz Hijau, karena ingin menginspirasi masyarakat dari berbagai latar belakang dalam mengapresiasi lingkungan.
“Dengan mendengarkan musik ini diharapkan bisa menggerakkan hati pendengar untuk lebih menghargai alam,” ujar Heleen.
Margie Segers, penyanyi jazz kawakan yang menyetor suara untuk “Siapa Lagi Kalau Bukan Kita” untuk album ini, menyebut judul lagu tersebut sangat pas untuk kondisi saat ini.
“Kalau lihat saluran air tersumbat di lingkungan kita. Nggak usah nunggu orang lain. Langsung bersihkan sendiri. Saya sih biasanya begitu. Dan biasanya orang lain yang melihat juga bisa ikut tergerak melakukan hal yang sama, “ ungkapnya.
Pesan Margie dalam lagu dalam sikap itu sejalan dengan harapan Abetnego Tarigan, Direktur WALHI, bahwa album ini sebagai bentuk ekspresi perjuangan yang melampaui batas dan sekat goegrafis, kelas sosial, etnis, dan pembatas lain di bumi untuk mengambil tindakan yang lebih berarti dalam menyelamtkan bumi.
Tertarik mendengar musik yang menenangkan dan menyenangkan jiwa sambil berdonasi untuk penyelamatan lingkungan? Anda hanya bisa mendapatkan Album Jazz Hijau secara online. XPOSEINDONESIA/NS Foto : AM