“Kita ingin merawat pluralisme, keanekaragaman budaya, bahasa, suku dan agama Indonesia. Dan sebagai seniman, kita bersuara lewat musik. Unsur etnik di sini menjadi penting, agar kita tidak asing dengan budaya kita yang sangat kaya!”
Rere berharap dalam waktu mendatang Barakarama Project bisa saja menggelar diskusi tentang membangung toleransi.
“Kami sudah merancang berdialog dengan PBNU, misalnya, dengan Buya Said, untuk membahas soal kebudayaan dan merawat kebinekaan!”
Sementara itu, Riffi Putri, salah satu vokalis yang sangat matang jadi penyanyi cover vertion di kafe kafe dengan melantunkan lagu lagu rock Barat mengatakan, saat bergabung dengan Project ini, ia menemukah hal baru yang menakjubkan.
“Ternyata menyanyikan lagu dari negeri sendiri, dengan musik etnik yang sangat indah itu seperti magic! Sungguh pengalaman yang luar biasa indah!”
Baruna yang pernah studi tentang Sound Audio Engineering di Jerman pada akhir 1990 ini, dalam Barakarama Project, menulis lagu dan lirik, sementara aransemennya digarap bersama dalam pola workshop oleh belasan musisi, misalnya untuk single yang baru dirilis – ‘Nyanyian Bangsa’
“Lagu ini saya tulis bersama Adi Prasetio, lalu kami buat workshop aransemen dengan melibatkan Ucok (biola) dan kawan-kawan musisi dari Yogya,” ungkap Baruna.
‘Nyanyian Bangsa’ sudah masuk ke digital platform Spotify, Joox, Deezer, iTunes, Langit Musik, dan videonya bisa disaksikan di YouTube.
“Nyanyian Bangsa merupakan tema lagu yang menunjukkan komitmen kebangsaan personil Barakarama Project. Pada beberapa karya lainnya, sangat dimungkinkan mereka naik panggung dengan busana etnik, misalnya, ” kata Dina, pencinta seni yang mensupport penuh karya Barakarama Project. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dudut Suhendra Putra