Klaten Etno Jazz Sawah 2024 dilanjutkan dengan ucapan selamat datang dan kata sambutan dari Tuan Rumah, Kepala Desa Ponggok Junaedhi Mulyono dirangkai sepatah kata dari inisiator Klaten Etno Jazz Sawah Agus Setiawan Basuni dari WartaJazz.
Masih dalam sesi yang sama, Perwakilan dari musisi penampil Klaten Etno Jazz sawah 2024 menerima merchandise unik berupa beras Rojolele Srinuk yang disampaikan kepada Purwanto (Vertigong), Memet (Musik Air), Mukhlis Anton (Smara Tantra), Ucok Vippucang (Fjazz Surabaya mewakili Komunitas Jazz Indonesia), Harly Yoga Prdana (Keroncong Jazz Lastarya) didampingi Yusuf Murdani dari Komunitas Petani Muda Klaten dan Rama Zakaria dari Danone-AQUA selaku kolaborator. Merchandise beras tersebut juga dapat dibeli oleh penonton yang hadir di Klaten Etno Jazz 2024.
Setelah itu seremoni pembukaan secara resmi dilakukan dengan memukul kentongan dari bambu dengan irama tak beraturan namun membentuk harmoni bunyi
Berikutnya Memet Chairul Slamet tampil di bibir kolam Umbul Besuki tidak hanya dengan alat musik, tapi juga beberapa atribut seperti kaleng bekas, infus, botol-botol toples berisi air yang menjadi “alat musik baru” dan menjadikan itu semua sebagai sumber bunyi yang yang disintesiskan dalam sequencer musik digital. Empat komposisi eksperimentalberjudul “Water and I” yang di bawakan bersama Joko Gombloh (bass)dan Adi Wijaya (keyboard) diatas kolam Umbul Besuki memberikan nuansa baru pada konsep jazz ini.
Komunitas Jazz Indonesia yang diwakili oleh Pilipe Solo Jazz Activity komunitas musik yang mewadahi musisi maupun penikmat musik jazz di kota Solomembawakan lagu-lagu standar jazz seperti “the Girl From Ipanema” dan menjadi jembatan bagi ekspresi-ekspresi etno jazz yang ada di antara wilayah rural dan urban. Etno jazz atau boleh disebut world jazz adalah genre baru yang sedang memiliki daya pikat kuat bagi musisi dan penikmat musik jazz.
Berikutnya ada Keroncong Jazz Lastarya dari kota Yogyakarta menampilkan perpaduan harmoni nuansa Keroncong dan Jazz, melakukan eksplorasi karya-karya musik seperti “Cheek to Cheek, Donna Lee” hingga “Caravan” atau “Keroncong Tanah Airku”.