Jumat, Oktober 31, 2025

Pariwisata Indonesia 2026: Antara Jalan Rusak, Wi-Fi Lemah, dan Harapan Kuat”

Di tengah jalan rusak menuju destinasi dan toilet umum yang menuntut “keberanian moral,” Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana tampil penuh optimisme.

Ia mengumumkan tiga tren global yang diyakininya akan “mengubah wajah pariwisata Indonesia secara fundamental.”

“Pariwisata adalah mesin ekonomi dunia,” ujar Menteri Widiyanti dalam pembukaan Indonesia Tourism Outlook 2026 di Jakarta, dengan latar video drone Bali dan burung camar yang tampak lebih bebas dari birokrasi.

Menurutnya, pariwisata menyumbang 10% PDB global dan 330 juta lapangan kerja. Di Indonesia, kontribusinya 4,9% terhadap ekonomi nasional, “meski sebagian wisatawan masih mengira bandara Labuan Bajo itu dekat dengan Borobudur.”

“Tantangan kita sekarang bukan sekadar jumlah wisatawan, tapi bagaimana memastikan mereka tak tersesat di Google Maps,” tegasnya.

1. Wisatawan Baru dari Arah yang Tak Diduga

Pasar wisata global kini bergeser. Tak lagi didominasi Amerika dan Eropa, tapi Asia Selatan dan Timur Tengah.

“Negara-negara ini akan menjadi pasar outbound terbesar. Dan Indonesia harus siap menyambut mereka — dengan keramahan, bukan tarif hotel yang naik tiga kali lipat tiap libur panjang,” katanya.

Ia juga menyoroti potensi pariwisata ramah Muslim, menyebut Indonesia punya “jumlah masjid terbanyak dan Wi-Fi terlemah per meter persegi” sebagai “keunggulan kompetitif.”

2. Gen Z dan Milenial: Butuh Sinyal Kuat dan Estetika

Generasi muda disebutnya sebagai motor pertumbuhan pariwisata dunia — pencari “pengalaman bermakna,” meskipun berupa 30 detik reels di depan mural warna pastel.

“Sebanyak 52 persen Gen Z rela membayar lebih demi pengalaman berkesan,” ujarnya.

Pengalaman berkesan itu, katanya, bisa sesederhana menemukan colokan listrik di kafe pantai tanpa harga kopi seharga tiket KRL.

3. Destinasi Tak Populer yang Bisa Jadi Viral

Tren berikutnya adalah meningkatnya minat pada desa wisata dan lokasi autentik.

“Wisatawan kini mencari yang unik dan alami,” ujarnya.

Meski, seperti disindir halus, “seringkali yang alami itu rusak dulu baru diperbaiki setelah viral.”

Program Unggulan: Tourism 5.0 & Gerakan Wisata Bersih

Widiyanti menyebut program seperti Tourism 5.0 dan Gerakan Wisata Bersih akan memastikan destinasi “bebas sampah.”

“Minimal saat sedang disurvei oleh media,” tambahnya sambil tersenyum.

Kementerian juga menggandeng Basarnas untuk pelatihan keselamatan wisata — langkah penting mengingat, katanya, “beberapa turis sebelumnya lebih cepat diselamatkan netizen daripada tim resmi.”

Menutup dengan Optimisme

Menteri Widiyanti mengajak media ikut mempromosikan citra positif pariwisata nasional.

“Ceritakanlah ke dunia bahwa negeri ini indah, masyarakatnya ramah, dan sinyalnya… sedang diusahakan,” katanya disambut tepuk tangan yang kali ini lebih tulus — mungkin karena sesi makan siang akan dimulai.

Turut hadir Deputi SDM dan Kelembagaan Martini M. Paham, Deputi Industri dan Investasi Rizki Handayani, serta Kepala Biro Komunikasi Indri Wahyu Susanti — yang mencatat semua hal, kecuali mungkin jumlah wisatawan yang menemukan toilet layak.XPOSEINDONEDIA Foto : Dudut Suhendra Putra

Must Read

Related Articles