Pengiat literasi Naning Pranoto dan Yeni Fatmawati dari Papatong Artspace merilis buku Antologi 1001 Pantun Nusantara dan Negeri Serumpun.
Dengan rilisnya buku Antologi 1001 Pantun Nusantara dan Negeri Serumpun, Naning dan Yeni Fatmawati yang memiliki kepedulian besar terhadap kekayaan budaya bangsa, berhasil mengajak anak-anak muda ikut peduli dalam melestarikan pantun, tidak sebatas hanya menjadi warisan budaya lisan.
Pelatihan Lewat Zoom
Demi suksesnya penulisan buku, Naning dan Yeni kemudian menyelenggarakan kegiatan dengan tajuk “Program Penulisan 1.001 Pantun” (PP 1.001 P).
“Kami mengajak generasi muda untuk betul-betul bangga dengan kekayaan bangsa ini. Dan memanfaatkan momentum ini dan ikut memelihara warisan leluhur bangsa,” kata Naning.
Naning dan Yeni mengaku sudah berkomunikasi dengan perwakilan Unesco di Indonesia untuk menyampaikan buku berisi 1.001 pantun tersebut dan menjadi dokumentasi Unesco. Perwakilan Unesco di Indonesia menyambut gembira program ini.
Menurut Naning Pranoto, buku ini memuat 1001 pantun yang ditulis oleh para peserta dari beragam latar belakang. Ada pelajar, mahasiswa, dosen, dan masyarakat pecinta pantun dari berbagai profesi.
Alhasil, tulisan memuat beragam jenis pantun yang terdiri antara lain, pantun budaya, pantun nasihat, pantun kebangsaan, pantun kuliner, pantun adat, pantun jenaka, pantun muda-mudi, pantun hijau (pelestarian lingkungan).
Naning merasa takjub pada kemampuan para peserta.
āPelatihan kami berikan hanya sebulan lebih melalui zoom, dengan peserta berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. Karya mereka mampu menyajikan pantun yang unik sesuai tema yang diberikan,ā kata Naning.
Naning memberi contoh, penulis pantun dari wilayah Yogyakarta dan sekitarnya mampu menyajikan budaya, kuliner, lokasi wisata, adat-istiadat, kesenian hingga seni-kriyanya ke dalam pantun yang mereka tulis.
Demikian pula penulis pantun dari Tana Toraja, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Tanah Pasundan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Betawi hingga Malaysia, Singapura, Belgia dan Finlandia serta wilayah lainnya juga bercerita tentang ānegeriā mereka.