
Pameran fotografi bertajuk The Colors of Art menjadi panggung bagi 65 fotografer dari komunitas SK-ART (Sebastian Kisworo-ART) untuk menampilkan 75 karya visual yang mengangkat kekayaan budaya, agama, seni pertunjukan, hingga karakter film. Digelar di DOSS Megastore, Ratu Plaza, Jakarta, sejak 5 hingga 27 Juli 2025, pameran ini menjadi bukti kuat bahwa fotografi bisa menjadi media yang tak hanya indah secara estetika, tetapi juga sarat makna dan emosi.
Tak sekadar menampilkan karya, pameran ini juga diramaikan oleh sesi talkshow pada Minggu, 20 Juli 2025, bertema “Pengalaman Teman Seperjalanan SK-ART.” Talkshow tersebut menghadirkan tiga fotografer senior alumni komunitas fotografi Kota Tua—Hardijanto Budiman, Fajar Kristiono, dan Ve Dhanito—yang berbagi kisah dan perjalanan kreatif mereka. Kehadiran para tamu undangan diajak berkeliling menikmati karya, sekaligus memperkuat koneksi antara pelaku fotografi dengan publik.
Pameran ini pun mendapat sambutan positif dari pemerintah. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar, yang hadir dalam pembukaan pameran pada 20 Juli 2025, menyampaikan apresiasinya terhadap SK-ART dan para fotografer yang telah menampilkan karya-karya penuh emosi dan kedalaman.
“Lewat foto-foto di pameran ini, saya melihat ketulusan hati para fotografer—kehangatan dan cinta yang terpancar dari tiap karya. Inilah kekuatan sejati Indonesia. Destinasi wisata kita bukan hanya visualnya yang indah, tapi juga punya daya emosional yang mampu menyentuh hati siapa pun,” ujar Irene.
Ia juga menegaskan komitmen Kementerian Ekraf untuk mendukung para fotografer lokal, termasuk dengan membuka akses bagi mereka ke berbagai tempat—baik di atas maupun di bawah permukaan tanah—dan mempertemukan mereka dengan ruang-ruang publik, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri.
“Banyak pelaku ekonomi kreatif di bidang fotografi yang sebenarnya memiliki karya luar biasa dan berpotensi menjadi sumber pendapatan pasif melalui royalti jangka panjang. Namun, banyak dari mereka masih ragu untuk mempublikasikan karyanya karena takut dibajak atau kurang diapresiasi. Pameran seperti ini bisa menjadi bukti bahwa karya kreatif bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru,” imbuh Irene.
Pameran ini juga turut dihadiri oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Rini Widyantini, yang juga memamerkan karya foto pribadinya, serta Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto.
Yovie memberikan pandangan menarik terkait kesamaan antara musik dan fotografi. “Dalam musik, saya terbiasa menyusun nada dan aransemen secara detail. Hal yang sama saya lihat dalam karya-karya di pameran ini. Komposisi, pencahayaan, dan detailnya tersusun dengan spirit yang kuat. AI mungkin bisa bantu dari sisi teknis, tapi tidak bisa menggantikan nyawa yang diberikan oleh manusia. Justru ketidaksempurnaan sering kali yang membuat sebuah karya terasa hidup,” jelasnya.
Sebastian Kisworo, founder sekaligus kurator SK-ART, berharap kehadiran pemerintah dalam pameran ini menjadi awal dari kolaborasi yang lebih luas.
“Kami berharap pemerintah bisa lebih melirik pegiat fotografi lokal. Kami butuh tidak hanya ruang pamer, tapi juga dukungan agar karya dan acara yang kami buat bisa menjangkau audiens yang lebih luas dan memberi dampak yang lebih besar,” tutup Sebastian.
Melalui The Colors of Art, SK-ART menegaskan bahwa fotografi bukan sekadar hobi atau dokumentasi visual. Ia adalah medium seni yang mampu menyuarakan nilai, identitas, dan rasa cinta terhadap Indonesia.XPOSEINDONESIA Foto : Biro Komunikasi KemenEkraf