Budaya gastronomi yang mengakar di Ubud dapat terlihat dari interpretasi relief pada dinding Pura Yeh Pulu, yang menggambarkan budaya beternak, bertani, dan berburu sebagai bagian dari budaya gastronomi lokal. Ubud juga memiliki Subak, sistem tata kelola irigasi tradisional yang menjadi pilar kebudayaan masyarakat Bali serta filosofi Tri Hita Karana, prinsip keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan, yang juga merepresentasikan kekayaan budaya dan kuliner.
“Kemenpar berkomitmen untuk mendukung langkah-langkah penguatan wisata Gastronomi di Ubud sehingga menjadi daya tarik wisata yang berkualitas bagi wisatawan,” kata Menpar.
Selain wisata gastronomi, Menpar bersama Wamenpar Ni Luh Puspa juga berkesempatan mencoba suguhan wellness tourism di Mekar Jungle Spa, bagian dari K-Club Ubud Hotel, telah diakui secara internasional sebagai Best Couple Spa in Asia dan #1 Best Luxury Spa 2023. Spa ini menyajikan pengalaman relaksasi dengan sentuhan tradisi Bali di tengah hutan tropis yang memukau.
Menpar mengapresiasi bagaimana setiap perawatan di dalamnya menggunakan bahan alami dari petani lokal, mencerminkan harmoni dengan alam, sekaligus mendukung pemberdayaan komunitas.
“Dengan fasilitas unik seperti ruang perawatan berbentuk cocoon dan pemandangan hijau yang menenangkan, destinasi seperti ini menunjukkan potensi besar wellness tourism Indonesia di mata dunia,” ujar Menpar Widiyanti.
Turut hadir mendampingi Menpar, Plt. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto; Plt. Sekretaris Kementerian Pariwisata, Bayu Aji; Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf/Baparekraf, Raden Wisnu Sindhutrisno; serta Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf/Baparekraf, Bambang Cahyo Murdoko. XPOSEINDONESIA Foto Dokumentasi