Jumat, Desember 13, 2024

RS Hermina Kemayoran Luncurkan Layanan Bedah Jantung Minimal Invasif

Rumah Sakit Hermina Kemayoran resmi meluncurkan Pelayanan Jantung Terpadu dengan unggulan layanan bedah jantung minimal invasif (Minimally Invasive Cardiac Surgery/MICS) pada 12 Desember 2024. Peresmian ini ditandai dengan Seminar Medis bertema “Embracing The Era of Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS)”, yang dihadiri lebih dari 1.500 praktisi kesehatan, baik secara langsung di Hermina Grand Ballroom Lantai 26, Jakarta Pusat, maupun secara daring melalui Zoom Meetings.

Direktur RS Hermina Kemayoran, dr. Roni Albert Wijaya, MARS, FISQua, menjelaskan bahwa rumah sakit ini telah memulai pembangunan Pelayanan Jantung Terpadu sejak 2023. Dengan konsep one-stop service, layanan ini menyediakan penanganan komprehensif bagi pasien dengan penyakit jantung di satu lokasi yang dilengkapi fasilitas lengkap seperti Kamar Operasi, ICCU, Rawat Inap Jantung, Poliklinik Jantung, Medical Check-Up (MCU), dan Rehabilitasi Medik Jantung. Pelayanan ini juga didukung alat penunjang modern, termasuk CT Scan, MRI, Echocardiography, dan Treadmill.

Dalam seminar tersebut, dr. Arinto Bono Adji Hardjosworo, Sp.BTKV, membawakan materi mengenai layanan bedah jantung minimal invasif, sementara dr. Peggy, Sp.KFR (K), membahas rehabilitasi pasca bedah jantung. Seminar ini dimoderatori oleh dr. Friens August Decroly P. Sinaga, Sp.JP, FIHA, yang juga menyampaikan pentingnya edukasi masyarakat tentang kesehatan jantung.

Usai seminar, peresmian layanan MICS dilakukan di area Pelayanan Jantung Terpadu. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk dr. Rismasari, MARS, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat; drg. Susi Setiawaty, MARS, FISQua, Direktur Human Capital PT Medikaloka Hermina Tbk; serta jajaran direksi RS Hermina Kemayoran. Peresmian diawali dengan doa bersama oleh perwakilan Kementerian Agama, dilanjutkan pemotongan pita sebagai simbolisasi pembukaan layanan.

Menurut dr. Roni Albert Wijaya, keunggulan MICS terletak pada pendekatan operasi yang minim sayatan, tanpa perlu membuka rongga dada. Hal ini memungkinkan pemulihan lebih cepat dengan waktu rawat inap yang hanya 5–7 hari, dibandingkan bedah jantung terbuka yang memerlukan 10–14 hari. Pasien juga dapat kembali bekerja dalam waktu sekitar dua minggu setelah operasi, jauh lebih singkat dibandingkan metode konvensional yang memerlukan satu bulan.

Must Read

Related Articles